Tak Ada Tindakan BKSDA, Warga Akan Bunuh Buaya Sungai Selagan Mukomuko

SEPI: Tak ada lagi aktivitas di Sungai Selagan pasca serangan buaya yang mengakibatkan pencari lokan terbunuh. Foto: Firmansyah/RB--

Dia sangat berharap, pihak-pihak berwenang segera melakukan evakuasi atau membunuh buaya di sungai Selagan Mukomuko agar tidak kembali terjadi peristiwa warga diserang buaya. 

"Permintaan ini untuk melindungi keselamatan rakyat sebagai hukum tertinggi, agar tidak adanya korban selanjutnya,’’ tandasnya. 

Seperti yang diberitakan sebelumnya, BKSDA Bengkulu sempat menyatakan Sungai Selagan Raya merupakan salah satu habitat atau tempat tinggal buaya di Kabupaten Mukomuko yang tergolong buaya muara dan salah satu jenis buaya bertubuh besar yang masuk kedalam katagori satwa yang dilindungi. 

“Kami pastikan ini bukan konflik antara hewan dan manusia, sebab sejak jaman dulu sepanjang aliran sungai Selagan ini memang tempat hidupnya buaya yang dikenal dengan nama buaya bekatak,” kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Bengkulu Said Jauhari.

Kalau disebut di Sungai Selagan Raya terdapat banyak populasi buaya kemungkinan besar tidak. Sebab untuk buaya muara ini akan terdiri satu sampai dua ekor. 

Untuk di Mukomuko sendiri buaya muara ini selain terdapat di sungai Selagan juga bisa ditemukan di sungai Air Rami.

Yang pastinya ini bukan konflik, katanya. Sebab predator ini menyerang manusia di habitatnya. 

Selain itu dalam kasus ini korban hanya digigit tidak dimangsa seperti buaya dalam keadaan lapar. Artinya, di habitat buaya tersebut masih menyediakan makanan sehingga tak kelaparan.

“Sungai Selagan ini memang habitatnya buaya yang sebenarnya sangat tidak mungkin untuk dilakukan evakuasi. Namun tentunya jika ada pertimbangan lain akan diupayakan terlebih dahulu,” terangnya.

Kasus manusia diterkam buaya ini sebenarnya tidak hanya terjadi di sungai Selagan Raya, di daerah lain bahkan luar negeri pun bisa terjadi.

Ketika buaya mempertahankan teritorial atau wilayahnya. Apa lagi bisa dilihat 2 kali koban meninggal di sungai Selagan Raya ini hanya digigit tidak dimakan. 

Beda halnya jika buaya ini memangsa manusia dan membahayakan manusia diluar habitatnya.

“Sebenarnya kalau berbicara pemindahan buaya dari habitatnya kecil kemungkinan. Salah satu solusinya adalah melalu kearifan lokal. Ada kesepakatan untuk tidak memasuki lokasi yang menjadi rumah bagi buaya atau mengkramatkannya,” pungkas Said Jauhari.(

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan