214 Warga Rejang Lebong Terkena DBD

214 warga Rejang Lebong terkena DBD--arie/rb

Hal ini karena musim transisi yang terjadi di akhir tahun hingga awal tahun yang ditandai dengan curah hujan yang tinggi. 

Curah hujan inilah yang membuat banyaknya genaangan air di lingkungan masyarakat, yang menjadi sarang bagi nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak.

BACA JUGA:Waspada Ledakan DBD, 242 Kasus Menempatkan Mukomuko Urutan Ke 4 Provinsi Bengkulu

BACA JUGA:Satu ASN Meninggal Diduga Terkena DBD, Dinkes Mukomuko Mengaku Belum Tahu Ada Lonjakan DBD

"Ditambah lagi dengan kesadaran masyarakat kita yang minim terhadap kebersihan lingkungan, menjadi salah satu yang mempengaruhi tingginya angka pertumbuhan kasus DBD ini," tambah Dhendi.

Untuk itu Dhendi mengimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Rejang Lebong, yang menderita sakit panas tinggi agar bisa segera melakukan cek kesehatan ke fasilitas kesehatan terdekat supaya bisa dilakukan pengecekan guna memastikan apakah masyarakat tersebut menderita DBD atau tidak.

"Peran aktif masyarakat untuk melakukan cek kesehatan ketika mulai merasa demam, serta rutin membersihkan lingkungan sangat membantu kita untuk bisa terus menekan angka DBD di Kabupaten Rejang Lebong," ujar Dhendi.

Untuk mencegah penyebaran kasus DBD, pihak terkait akan melakukan pengasapan atau fogging di wilayah puskesmas yang melaporkan lebih dari satu kasus DBD.

BACA JUGA:Dinkes Kota Bengkulu Catat 7 Kasus DBD Per April 2024

BACA JUGA:Terus Bertambah, Jumlah Warga Kaur Terjangkit DBD Mencapai 96 Orang

Menurutnya, fogging telah dilakukan di beberapa lokasi, termasuk di Kecamatan Sindang Beliti Ilir, Kota Padang, serta di Desa Perbo, Kecamatan Curup Utara, dan Desa Air Merah, Kecamatan Curup Tengah.

“Fogging dilakukan untuk membasmi nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus penyebab DBD. Fogging dijalankan saat terdapat lebih dari satu kasus DBD di suatu wilayah, dengan tujuan untuk mengurangi populasi nyamuk dan mencegah penyebaran penyakit tersebut,” tambah Dhendi.

Terkait gerakan PSN, Rephi mengatakan pihaknya sudah menerbitkan surat kepada seluruh UPT Puskesmas yang ada di 15 kecamatan di Rejang Lebong. tujuan dari sosialisasi ini dilakukan untuk mendorong masyarakat agar bisa lebih menyadari pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Gerakan PSN dianggap sebagai langkah paling efektif dalam pencegahan DBD. Masyarakat diminta untuk menerapkan langkah-langkah pencegahan 3M plus, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, dan mengubur atau membuang barang bekas yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. 

BACA JUGA:Terus Bertambah, Sudah 47 Warga Bengkulu Tengah Terjangkit DBD

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan