Nilai Tukar Rupiah Menguat, Bank Indonesia Bakal Tahan BI Rate
Gubernur BI, Perry Warjiyo. -foto: dok/koranrb.id-
Inflow ke SBN mencapai Rp 8,1 triliun sampai pekan kedua Mei.
Rinciannya, Rp 5,74 triliun pada pekan pertama dan Rp 2,36 triliun pada pekan kedua.
Aliran dana yang masuk ke SBN membuat perusahaan asuransi turut mengalihkan sebagian besar aset investasinya ke instrumen yang lebih aman.
PT Avrist Assurance (Avrist) memilih ke instrumen obligasi.
BACA JUGA:Pencinta Nasi Padang Wajib Tahu, Berikut Cara Aman Mengkonsumsi Nasi Padang
Inisiatif strategis tersebut merupakan fondasi untuk bertumbuh secara stabil dan berkesinambungan.
Termasuk, untuk menjaga kewajiban jangka panjang pemegang polis.
Melansir laporan keuangan Avrist Assurance, nilai investasi aset di surat berharga yang diterbitkan oleh negara Republik Indonesia (SBN RI) sebanyak Rp 2,58 triliun per 31 Maret 2024.
Meningkat 21,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 2,13 triliun.
Begitu pula, investasi di instrumen deposito berjangka naik 4,27 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp 317,06 miliar.
Presiden Direktur PT. Avrist Assurance Simon Imanto menuturkan, ketika suku bunga acuan naik imbas terhadap investasi pastinya pasar modal cenderung tertekan.
Meskipun demikian, kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) tidak langsung berdampak terhadap kualitas aset perusahaan.
“Karena kami mengelola aset kami, khususnya untuk menjaga liabilitas. Jadi investasi-investasi jangka panjang khususnya obligasi. Walaupun mungkin juga terpengaruh harga karena suku bunga naik, tapi kupon dan jangka panjangnya kami jaga,” beber Simon.(**)
Acuan Nilai Tukar Rupiah terhadap USD
- 30 April: Rp 16.276