2.000 Hektar Bibit Gratis Mulai Digunakan Petani

MUSIM TANAM: Bupati Mian saat bersama masyarakat memasuki musim tanam melihat kondisi kemarau yang mulai berakhir. (Shandy/RB) --

KORANRB.ID – Musim kering sepertinya sudah mulai berakhir, saat ini irigasi di Bengkulu Utara (BU) sudah mulai kembali normal setelah tiga bulan belakangan ini surut bahkan kering akibat fenomena el nino.

Empat hari belakangan ini hujan deras terus terjadi di BU sehingga sawah-sawah petani sudah mulai digenangi air dan irigasi mulai kembali normal. 

BACA JUGA: Rayakan HUT Ke-12, OJK Tanam 1.200 Bibit Pohon di Desa Sri Kuncoro

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Kuasa Barus, SP menuturkan jika sejak September lalu mereka sudah mulai melakukan pembagian bibit gratis. Bahkan sampai saat ini bibit padi gratis yang dibagikan sudah mencapai 2.000 Hektare lahan lebih. 

“Namun memang setelah kita bagikan, selama ini petani belum bisa memanfaatkannya karena memang belum bisa musim tanam karena sawah-sawah petani kering,” terangnya. 

BACA JUGA:618 Hektare Sawah Kekeringan, Produksi Padi Diprediksi Turun Drastis

Saat ini beberapa titik persawahan petani sudah mulai aktif kembali. Bahkan beberapa kelompok petani sudah mulai memasuki musim tanam karena melihat cuaca saat ini sudah memasuki musim hujan dan bersahabat dengan petani. 

“Kalau kita mengamati kondisi cuaca belakangan ini, termasuk awan, memang sudah menunjukan musim kemarau sudah berakhir dan memasuki musim penghujan yang ditunggu petani,” terangnya. 

BACA JUGA:Terdampak Longsor, 16 Hektare Sawah Terancam Dialihfungsikan

Bahkan ia mengasumsikan jika hujan akan kembali dan terus turun hingga lima atau enam hari kedepan, seluruh sawah di BU sudah bisa kembali digarap. Meskipun, akibat dampak fenomena El Nino, petani kehilangan satu musim tanam padi yang harusnya sudah dimulai sejak Agustus atau September lalu. 

“Kita juga terus berkoordinasi dengan pendamping atau penyuluh pertanian terkait kawasan yang sudah mulai bisa ditanami padi,” terangnya. 

BACA JUGA: Usul Benih Padi Untuk 6 Ribu Hektare Sawah

Ia juga mengaku sudah sangat khawatir dengan stok pangan terutama beras belakangan ini. Bukan hanya karena harga yang mulai meningkat, namun kondisi kekeringan ini sudah membuat penurunan ekonomi petani lokal di BU.

“Saat ini petani-petani harus membeli beras dari luar Provinsi untuk konsumsinya, bahkan dengan harga yang tinggi. Jika musim kering ini harus lebih panjang lagi, maka masyarakat akan semakin sulit,” terangnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan