TNI-AU: Diduga Tak Terjadi Tabrakan di Udara
Agung Sasongkojati--
’’Perbaikan prosedur diharapkan mampu menyelamatkan keempat-empatnya bila terjadi kondisi yang sama. Kalau bisa jangan sampai kecelakaan untuk perbaikan,’’ jelasnya.
BACA JUGA:Potensi Investasi di Bengkulu, Luar Biasa!
Dia menyebut, hingga saat ini investigasi masih dilakukan internal TNI-AU. Dari Pusat Kelayakan dan Keselamatan Penerbangan TNI-AU serta skuadron 21. ’’Kami memiliki banyak lulusan investigasi dari luar negeri,’’ paparnya.
Kapan investigasi itu selesai? Agung menyebut belum dapat dipastikan jangka waktunya. ’’Nantinya akan diumumkan,’’ terangnya.
Sementara itu, pakar penerbangan sekaligus mantan KSAU Marsekal (purn) Chappy Hakim menuturkan bahwa kecelakaan pesawat bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Untuk mengetahui penyebabnya hanya bisa dengan menunggu hasil investigasi. ’’Namun, bila berdasarkan informasi pemberitaan, bisa diduga terjadi tabrakan,’’ terangnya.
BACA JUGA:30 Pejabat Bengkulu Utara Dilantik, Ini Daftar Lengkapnya
Meski begitu, dalam penerbangan itu terdapat serangkaian regulasi dan prosedur yang bila ditaati akan bisa menghindari terjadinya kecelakaan. ’’Saat ada gangguan pun ada emergency procedure yang bisa mengurangi kegagalan atau dampak dari gangguan tersebut,’’ paparnya.
Namun, bila ada pengabaian sedikit saja, membuka terjadinya kecelakaan fatal. ’’Kalau kecelakaan juga sudah ada prosedurnya,’’ imbuhnya.
Pemakaman Para Korban
Suara sirene mobil jenazah memecah keheningan di kompleks Taman Makam Pahlawan (TMP) Kota Madiun, Jawa Timur, kemarin. Di dalam mobil tersebut terbujur jenazah Letkol Pnb Anumerta Yuda Anggara Seta yang gugur bersama tiga rekannya dalam menjalankan misi penerbangan latihan di Kabupaten Pasuruan kemarin.
Suami Dyah Nurani dan ayah dua putri yang masih duduk di bangku sekolah dasar itu dimakamkan secara militer dengan dipimpin oleh Danlanud Iswahjudi Marsma TNI Firman Dwi Cahyono. ’’Saat ini, kita mengantar Saudara Yuda yang semasa hidupnya mengabdikan diri melaksanakan saptamarga,’’ kata Firman seperti dilaporkan Jawa Pos Radar Magetan.
BACA JUGA:Ini Besaran Dana Hibah Daerah ke Organisasi Kepemudaan di Kepahiang 2023, Tembus Rp 1 Miliar
Perwira 38 tahun kelahiran Magetan, Jawa Timur, itu merupakan lulusan angkatan Usara tahun 2006. Berkat dedikasi dan pengabdiannya sebagai tentara penjaga langit Indonesia, Yuda diberi kenaikan pangkat dari mayor menjadi letkol penerbang anumerta.
Edi, salah seorang kerabat Yuda, menyebut almarhum sebenarnya hendak dilantik mengisi jabatan penting di Lanud Abdulrachman Saleh. Kabar promosi itu, lanjut dia, sudah sampai ke telinga keluarga di Magetan. ’’Pelantikan itu rencananya dilaksanakan minggu-minggu ini,’’ ungkapnya.
Sebelum dimakamkan, keempat jenazah perwira disemayamkan di hanggar Skuadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, Kabupaten Malang, sejak sekitar pukul 06.00. Pada pukul 09.12, Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakasau) Marsdya TNI Agustinus Gustaf Brugman tiba bersama istri.