Hingga Juli, Suspect DBD di Seluma Capai 315 Kasus

SUSPECT DBD: Terhitung sejak Januari hingga pertengah Juli 2024, Dinas Kesehatan (Dinkes) Seluma mencatat sebanyak 315 warga suspect. DOK/RB--

Untuk mencegah penambahan kasus DBD di Kabupaten Seluma, saat ini Dinkes Seluma telah menyebarkan dan menyiapkan bubuk abate secara gratis bagi warga di sejumlah desa/kelurahan yang membutuhkan.

Diharapkan ini dapat menekan angka penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Seluma.

BACA JUGA:Belum Bayar Pajak, Mobnas Camat Ditilang, Camat Seluma Akui Tidak Ada Uang

BACA JUGA:Update Kebakaran di Seluma, Isi Rumah Ludes, Kerugian Capai Rp 200 juta

Selain dibagikan dilapangan, bubuk abate tersebut juga disediakan di seluruh Puskesmas yang ada di Kabupaten Seluma, agar dapat ditaburkan ke tempat penampungan air milik warga.

"Saat ini untuk abate tersedia di semua Puskesmas di Seluma, itu diberikan secara cuma-cuma atau gratis. Kami juga masih intensif melakukan pengasapan (fogging) di wilayah desa atau kelurahan yang terdapat kasus DBD, tetapi itu sifatnya hanya sementara," terang Kepala Dinkes, Rudi Syawaludin.

Untuk jangka panjangnya, Rudi mengatakan sebaiknya kepada masyarakat Seluma agar lebih aktif dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat dalam menjaga kebersihan lingkungan, dengan cara gotong royong ataupun membersihkan rumah secara mandiri.

"Apabila ada masyarakat yang merasakan gejala penyakit DBD, sebaiknya segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat seperti Puskesmas agar nantinya dapat diberikan penanganan medis hingga pasien kembali sehat," ujar Rudi.

Rudi menambahkan bahwa biasanya virus DBD terjadi akibat kurangnya menjaga kebersihan lingkungan termasuk saluran air, sehingga menyebabkan jentik jentik nyamuk berkembang. 

Sehingga menurutnya, upaya tepat sasaran hanya dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan disekitar rumah.

"Warga harus menguras tempat penampungan air secara berkala, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia," imbau Rudi.

Jika tidak dicegah, maka dampak terburuk pasien bisa meninggal dunia. Penyakit DBD kerap meningkat saat cuaca ekstrem seperti saat ini, karena banyaknya genangan air membuat nyamuk betah dan membuatnya gampang untuk berkembang biak. 

Bahkan dibeberapa tempat di Indonesia kerap menerapkan kejadian luar biasa (KLB) akibat adanya wabah DBD yang menyerang warga.

Sejauh ini Dinkes tercatat ada 5 pasien yang meninggal dunia, terakhir pada Kamis 18 April 2024, yakni warga Kelurahan Kembang Mumpo Kecamatan Semidang Alas Maras, Jeni Ariska (21) meninggal dunia setelah sebelumnya dipastikan positif terserang DBD.

Sebagai perbandingan, pada tahun 2023 lalu Dinkes Seluma mencatat ada 195 kasus DBD di Kabupaten Seluma, tiga pasien berujung meninggal dunia pasca mengidapnya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan