Soal Rapor, Siswi SMKS Aisyiyah Manna Terancam Putus Sekolah
PENJELASAN: Pihak SMKS Aisyiyah Manna saat menjelaskan soal tiga siswi yang tidak naik kelas--Foto: Dokumen.Koranrb.Id
BACA JUGA:Murid SD Dilatih Menyelamatkan Diri Saat Terjadi Bencana Alam, Petugas BPBD Lakukan Cara Ini
BACA JUGA:Anak Tidak Naik Kelas, Orangtua Datangi Sekolah, Keterangan di Rapor Dinyatakan Naik Kelas
Kepala Cabdindik Wilayah III Manna Ir. Depti Burhanitelah memanggil pihak SMKS Aisyiyah Manna. Khususnya Kepsek M. Rasyid Ridha dan Pengawas SMKS Aisyiyah Manna Dra. Elmiza Martafani, M.Pd.
Depti menjamin jika ketiga anak yang dinyatakan naik kelas dari kelas 11 ke kelas 12 akan sesuai dengan rapor, yang artinya tidak ada anak yang tidak naik kelas.
"Tentu kita akan cari solusinya. Kalau masih ingin bersekolah di SMKS Aisyiyah Manna, kami pastikan naik kelas. Jika ingin pindah kita akan buatkan rekomendasi pindah sekolah," sebut Depti.
Ditegaskan Depti, tidak boleh ada anak yang putus sekolah. Jika masih ada anak yang putus sekolah, itu sebuah kegagalan bagi dunia pendidikan, khususnya di Bengkulu Selatan.
"Tentunya aduan ini kami terima dan akan jadi bahan pertimbangan kami. Intinya jangan ada anak berhenti sekolah," pungkas Depti.
BACA JUGA:Jaga Adat Budaya Bengkulu Selatan, Bupati Ajak Pelajar Cintai Budaya dan Sering Ikuti Lomba
Sekadar mengingatkan, sebelumnya kejadian aneh menimpa 3 orang siswi di SMKS Manna yang terletak di Desa Batu Lambang Kecamatan Pasar Manna Kabupaten Bengkulu Selatan, Kamis 25 Juli 2024.
Yang mana, ketiga orang siswi, dinyatakan tidak naik kelas oleh pihak sekolah. Padahal, jelas-jelas dalam rapor dicantumkan keterangan naik kelas.
Berdasarkan informasi yang didapat, ketiga siswi ini duduk di bangku kelas 11 dan tahun ini seharusnya naik ke kelas 12 dan akan mengikuti ujian akhir di tahun depan.
Namun, anehnya dalam rapor yang diberikan oleh wali kelas, ketiga siswi ini jelas naik ke kelas 12. Namun, saat akan daftar ulang, dewan guru mengklaim jika ketiga siswi ini tidak naik kelas.
Sehingga, orang tua siswi tersebut merasa curiga ada permainan yang diduga sengaja dilakukan oleh pihak sekolah.