Hilang Pekerjaan Usai Pabrik Mini CPO Ditutup, Puluhan Ibu-Ibu Rancang Geruduk Kantor Bupati dan DPRD Seluma

Hilang Pekerjaan Usai pabrik mini CPO ditutup, puluhan ibu-ibu rancang geruduk Kantor Bupati dan DPRD Seluma--zulkarnain wijaya/rb

KORANRB.ID - Pascapabrik clude palm oil (CPO) skala mini yang ada di Kelurahan Padang Rambun Kecamatan Seluma Selatan tempat mereka bekerja ditutup.

Saat ini puluhan ibu ibu mengaku siap menggeruduk Kantor Bupati dan DPRD Seluma, hal ini bukan tanpa sebab.

Karena atas adanya penutupan pabrik CPO mini tersebut, mereka mengaku telah kehilangan pekerjaannya.

Maka dari itu mereka ingin meminta simpati dan pertimbangan yang matang dari pemangku kebijakan, karena bukan hanya berdampak ke pabrik, namun nasib puluhan buruh yang turut bernaung di dalamnya untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari hari.

BACA JUGA:Tahapan Seleksi CPNS Dimulai Akhir Bulan Ini, Baca Info Lengkapnya di Sini

BACA JUGA:Hellitza Okkie Batal Maju Pilkada Kaur 2024, 3 Paslon Rebutkan 4 Parpol Tersisa

“Kita tidak mengambil hak orang lain bahkan tidak berbuat kriminal, namun mengapa Pemkab Seluma tega menutup tempat kami bernaung mencari nafkah. Dimana letak program Seluma Berinvestasi yang kerap digaungkan?”tanya ibu ibu bernama Eva saat meratapi pabrik CPO mininya yang sudah tidak beroperasi.

Dengan penutupan pabrik, saat ini mereka mengaku kehilangan mata pencaharian, padahal banyak dari mereka merupakan tulang punggung keluarga.

Ia cukup menyayangkan tindakan dari Pemkab yang tergesa gesa dalam menanggapi informasi.

Padahal keluhan yang dimaksud belum tentu sepenuhnya benar.

BACA JUGA:Dapatkan Rekom Gerindra Maju Pilkada Seluma, Jonaidi Mundur dari DPRD Provinsi Bengkulu Terpilih

BACA JUGA:Hadir di Polres Seluma, Ustaz Ucay Batubara Berikan 3 Pesan Ini Jika Ingin Pilkada Lancar

Menurutnya, terkait limbah tidak ada kendala karena limbah hasil pengolahan dari pabrik langsung ditampung dan diserahkan secara gratis kepada warga sekitar untuk keperluan kesuburan tanaman. Sedangkan untuk asap juga tidak ada kendala karena bahkan bisa dikategorikan minim lantaran pabrik hanya skala kecil.

“Kami ini tulang punggung mas, suami suami kami juga sulit mencari pekerjaan dimasa saat ini sehingga kami harus membantu.

Jika pabrik ini ditutup, siapa lagi yang mau membiayai kebutuhan kami sehari hari, sedangkan kami bergantung pada pabrik ini,”ujar Eva.

Senada dengan Eva, pekerja lainnya yakni Diana mengaku kebingungan untuk mencari pekerjaan apabila pabrik ditutup.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan