2.692 Pupuk Subsidi Tidak Terserap, Pemda Antisipasi Penyalahgunaan Penyaluran Pupuk

SAWAH: Petani di Bengkulu Utara saat membersihkan lahan. SANDI/RB--

KORANRB.ID – Saat ini terdapat sekitar 2.692 ton pupuk subsidi di Bengkulu Utara yang disalurkan di tahap pertama yang belum terserap oleh petani penerima. 

Petani banyak yang belum menebus pupuk subsidi jatah mereka karena menurunya daya beli pupuk subsidi petani karena penyaluran pupuk ini sebelum memasuki masa panen tahap pertama. 

Sehingga petani belum memiliki modal untuk menebus pupuk subsidi tersebut setelah sebelumnya mengelola sawah banyak menggunakan pupuk non subsidi. 

Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan Abdul Hadi menerangkan jika mereka meminta penyalur untuk menunggu petani menebus pupuk subsidi tersebut. 

BACA JUGA:Giliran PKB dan NasDem Serahkan B1 KWK Arie – Sumarno

BACA JUGA:Pesta Rakyat Membludak, Bupati Mian: Gotong Royong Majukan Daerah

Pasalnya dalam beberapa pekan kedepan beberapa titik persawahan di Bengkulu Utara sudah akan memasuki masa panen raya. 

Sehingga petani bisa mendapatkan penghasilan untk mebus pupuk subsidi yang menjadi jatah mereka. 

“Karena saat memasuki musim tanam baru, petani akan membutuhkan pupuk yang cukup banyak, maka kami minta penyalur menunggu penebusan yang dilakukan petani,” terangnya. 

Ia juga meminta agen atau penyalur pupuk subsidi untuk berkoordinasi dengan ketua kelompok tani terkait petani-petani yang sudah terdata sebagai penerima pupuk subsidi tersebut. 

BACA JUGA:Harga Sawit Masih Tinggi, Hanya PT SM Beli TBS Terendah di Bengkulu Utara

BACA JUGA:Terseret Arus 3 Km, Tubuh Korban Tenggelam Warga Bengkulu Utara Ditemukan Mengapung Tidak Bernyawa

Sehingga ada titik terang kapan petani tersebut akan menbebus pupuk subsidi ynag menjadi jatah mereka. 

“Saya yakin petani sangat emmbutuhkan pupuk subsidi tersebut, hanya saja karena baru memulai musim tanam pertama setelah satu tahun sawah tidak digarap, maka ada keterbatasan data beli petani,” terangnya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan