Ini Respon Orang Narsistik Saat Ketahuan Salah

Narsisme, khususnya yang melibatkan Gangguan Kepribadian Narsistik (Narcissistic Personality Disorder/NPD), merupakan kondisi psikologis--Pixabay

KORANRB.ID - Narsisme, khususnya yang melibatkan Gangguan Kepribadian Narsistik (Narcissistic Personality Disorder/NPD), merupakan kondisi psikologis di mana seseorang memiliki pandangan yang sangat tinggi terhadap diri sendiri, seringkali disertai dengan kebutuhan yang mendalam akan kekaguman dan pengakuan dari orang lain. 

Namun, di balik kepercayaan diri yang tampak luar biasa ini, orang narsistik seringkali memiliki rasa tidak aman yang mendalam dan rentan terhadap kritik.

Ketika mereka menghadapi situasi di mana mereka terbukti salah, reaksi mereka cenderung kompleks dan kadang-kadang merusak, baik bagi diri mereka sendiri maupun orang-orang di sekitar mereka.

1. Penolakan (Denial)

Penolakan adalah salah satu reaksi awal yang paling umum dari orang narsistik ketika mereka ketahuan salah. Mereka cenderung menyangkal fakta yang tidak sesuai dengan citra diri mereka yang sempurna.

Penolakan ini bisa berwujud dalam berbagai bentuk, mulai dari penyangkalan langsung bahwa kesalahan tersebut pernah terjadi, hingga mencoba memutarbalikkan fakta agar sesuai dengan narasi mereka.

BACA JUGA:Sukatno ! Mantan OB yang jadi Direktur Utama Tivi Berkat Ulet dan Kerja Keras

BACA JUGA:Kenali, Inilah 10 Ikan Rendah Merkuri, Sehat Dimakan

Misalnya, dalam lingkungan kerja, seorang narsistik mungkin secara terang-terangan menolak bukti bahwa keputusan mereka menyebabkan masalah, dengan alasan bahwa data atau informasi yang diberikan tidak valid atau tidak relevan.

Penolakan ini memungkinkan mereka untuk menjaga citra superioritas mereka dan menghindari rasa malu yang mungkin muncul jika mereka mengakui kesalahan.

2. Proyeksi (Projection)

Proyeksi adalah mekanisme pertahanan di mana orang narsistik mengalihkan kesalahan mereka kepada orang lain. Mereka akan menyalahkan orang lain atau situasi eksternal untuk kesalahan mereka sendiri.

Dalam banyak kasus, mereka akan menggambarkan diri mereka sebagai korban keadaan atau orang lain yang tidak kompeten.

Sebagai contoh, jika seorang narsistik melakukan kesalahan besar dalam proyek tim, mereka mungkin menuduh anggota tim lain tidak melakukan tugasnya dengan benar, meskipun kenyataannya kesalahan tersebut murni akibat keputusan mereka sendiri.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan