Dianggap Suatu Keajaiban, Benarkah Ada Mati Suri? Ini Penjelasan Lengkapnya

Mati suri adalah sebuah fenomena di mana seseorang yang dinyatakan secara klinis meninggal (biasanya melalui tanda-tanda seperti tidak adanya detak jantung, pernapasan, atau aktivitas otak) yang tiba-tiba hidup kembali. --Pixabay

Banyak pengalaman mati suri berakhir dengan perasaan atau suara yang meminta individu tersebut untuk kembali ke tubuh mereka karena “belum saatnya” bagi mereka untuk meninggal.

Meskipun pengalaman mati suri sering kali digambarkan dalam konteks spiritual atau religius, sains memiliki beberapa teori yang mencoba menjelaskan fenomena ini.

Salah satu teori adalah bahwa pengalaman mati suri dihasilkan oleh aktivitas otak yang abnormal saat mendekati kematian.

Ketika otak kekurangan oksigen, itu dapat menyebabkan pelepasan zat-zat kimia seperti endorfin yang menghasilkan sensasi euforia atau kilasan hidup.

Aktivitas otak yang abnormal juga dapat menyebabkan halusinasi seperti melihat cahaya terang atau mengalami keluar dari tubuh.

BACA JUGA:Digerebek Bersama Janda 2 Anak, Kades Dilaporkan ke Bupati Seluma dan Inspektorat

BACA JUGA:Kapolres Dan Dandim BSK Bantu Korban Banjir Kota Manna

Kekurangan oksigen (hypoxia) atau ketiadaan oksigen (anoksia) dapat mempengaruhi cara otak memproses informasi, yang mungkin menyebabkan pengalaman mati suri.

Kekurangan oksigen dapat mempengaruhi bagian otak yang terkait dengan penglihatan, ingatan, dan kesadaran, yang mungkin menjelaskan fenomena “terowongan” atau kilasan hidup.

Beberapa ahli berpendapat bahwa pengalaman mati suri mungkin merupakan mekanisme pertahanan psikologis saat menghadapi situasi traumatis atau ekstrem.

Otak dapat menghasilkan pengalaman yang menenangkan sebagai cara untuk mengurangi ketakutan akan kematian.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengalaman mati suri mungkin terkait dengan aktivitas listrik yang tidak biasa di lobus temporal otak, yang bertanggung jawab atas pengolahan emosi dan memori. Kejang atau aktivitas berlebihan di area ini bisa menjelaskan beberapa pengalaman mati suri.

BACA JUGA:Dugaan Korupsi Lampu Jalan Menguat, Oknum APH Terlibat: Kades Gunung Kaya Terancam

BACA JUGA:Astra Honda Tambah Wajah Indonesia di MotoGP Aragon

Studi menunjukkan bahwa bahkan setelah jantung berhenti berdetak, otak dapat menunjukkan lonjakan aktivitas dalam beberapa detik hingga menit.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan