11 Poktan Dapat Bantuan RJIT Untuk Mendukung Peningkatan Produktivitas Pertanian

SAWAH: Salah satu areal persawahan di Kecamatan Selupu Rejang yang mulai mengering lantaran dampak musim kemarau.-foto: arie/koranrb.id-

“Program RJIT juga berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan petani, karena dengan meningkatnya produktivitas, pendapatan petani pun berpotensi meningkat,” tambah Amrul.

Amrul juga menambahkan, dalam pelaksanaannya, setiap kelompok tani yang menerima bantuan RJIT mendapatkan anggaran sekitar Rp150 juta. Dana ini digunakan untuk memperbaiki infrastruktur irigasi tersier di wilayah kelompok tani masing-masing. 

Meskipun jumlah anggaran ini tergolong kecil jika dibandingkan dengan skala kebutuhan perbaikan infrastruktur secara menyeluruh, manfaat yang dirasakan oleh para petani sangat besar.

Program RJIT ini dilaksanakan dengan model swakelola, di mana kelompok tani bertanggung jawab atas pengelolaan dan pelaksanaan perbaikan irigasi secara mandiri. Dengan demikian, para petani memiliki kontrol langsung atas proyek yang dilaksanakan dan dapat menyesuaikan perbaikan irigasi sesuai dengan kebutuhan lokal mereka. 

“Model swakelola juga mendorong petani untuk bekerja sama dan saling membantu dalam memperbaiki saluran irigasi, yang pada akhirnya meningkatkan solidaritas di antara anggota kelompok tani,” bebernya.

BACA JUGA:Dinsos Datangi Rumah Pengemis Anak Viral di Medsos, Dibiarkan Ibu Hampir 2 Tahun di Jalanan hingga Larut Malam

BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Terima Juklak dan Juknis Seleksi PPPK 2024, Segera Bersiap!

Amrul mengatakan, program RJIT ini diharapkan dapat memberikan manfaat langsung bagi petani, terutama dalam hal peningkatan ketersediaan air untuk lahan pertanian mereka. 

Petani yang lahan sawahnya mengalami kesulitan air, terutama di musim kemarau, akan sangat terbantu dengan perbaikan saluran irigasi tersier ini. Dengan pasokan air yang lebih stabil, lahan pertanian bisa lebih subur dan produktif.

Selain itu, perbaikan irigasi juga memungkinkan petani untuk memperluas areal tanam mereka. Dalam kondisi normal, lahan sawah yang kekurangan air sering kali tidak bisa ditanami secara optimal. 

Namun, dengan adanya saluran irigasi yang berfungsi dengan baik, lebih banyak lahan yang bisa dikelola untuk bercocok tanam. 

“Hal ini tidak hanya meningkatkan produksi pangan, tetapi juga mendukung ketahanan pangan di wilayah Rejang Lebong,” ucap Amrul.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan