Pilkada Rejang Lebong: 3 Paslon Berebut Suara Pemilih Muda
Pilkada Rejang Lebong: 3 paslon berebut suara pemilih muda--arie/rb
Selain itu, sambung Hendra, pemilih muda sangat aktif di dunia digital, terutama di media sosial.
Platform seperti Instagram, Twitter, TikTok, dan YouTube menjadi alat yang efektif untuk menyebarkan informasi, termasuk kampanye politik.
BACA JUGA:Statistik Sektoral Bengkulu Juara: Terbaik se-Sumatera
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Kembali Salurkan 2.000 Alat Masak Listrik, Ini Kategorinya
Pasangan calon yang mampu memanfaatkan media sosial dengan baik akan memiliki keunggulan dalam menjangkau pemilih muda. Konten kampanye yang interaktif, informatif, dan relevan dengan tren terbaru cenderung lebih menarik perhatian pemilih muda.
“Hal inilah yang sejak awal sudah kita lakukan. Selain itu media sosial juga memungkinkan kita untuk berinteraksi langsung dengan pemilih muda. Sesi tanya jawab, diskusi interaktif, atau bahkan debat online menjadi cara yang efektif untuk membangun hubungan dengan mereka. Hal ini juga menciptakan peluang bagi pemilih muda untuk lebih memahami visi dan misi kita, serta memberi mereka rasa terlibat langsung dalam proses politik,” tambah Hendra.
Sementara itu, calon bupati nomor urut 3 Syamsul Effendi yang berpasangan dengan Juhendra Siregar mengungkapkan, bahwa generasi muda saat ini memiliki kesadaran politik yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka lebih peduli terhadap isu-isu sosial, politik, dan lingkungan. Banyak dari mereka yang aktif dalam gerakan sosial, baik secara online maupun offline.
“Kesadaran politik yang tinggi ini juga mendorong pemilih muda untuk lebih berpartisipasi dalam proses demokrasi. Mereka tidak hanya menjadi pemilih pasif, tetapi juga agen perubahan yang aktif. Pemilih muda sering kali menggerakkan kampanye berbasis komunitas, mempengaruhi rekan sebaya mereka, dan terlibat dalam diskusi-diskusi politik di lingkungan mereka. Ini membuat mereka menjadi kelompok pemilih yang berpengaruh dan strategis untuk dirangkul,” jelas Syamsul.
BACA JUGA:Petunjuk Dugaan Korupsi DD dan ADD Puguk Pedaro Sudah Dipenuhi, Penyidik Tunggu P21 Jaksa
BACA JUGA:Tampung Aspirasi Anak Muda, DISUKA Bakal Bangun Sirkuit Balap di Kota Bengkulu
Selain itu, sambung Syamsul, pemilih muda lebih responsif terhadap kampanye yang kreatif dan inovatif. Mereka cenderung kurang tertarik pada kampanye yang bersifat formal dan monoton, sehingga Syamsul – Juhendra merasa perlu menyusun strategi kampanye yang lebih menarik dan interaktif.
Syamsul menambahkan, pemilih muda tidak hanya penting dalam jangka pendek, tetapi juga memiliki potensi sebagai pendukung jangka panjang.
“Dengan membangun hubungan yang kuat dengan pemilih muda, kita dapat menciptakan basis pendukung yang setia yang akan terus mendukung kita di masa depan. Selain itu, pemilih muda hari ini adalah calon pemimpin masa depan yang dapat berperan penting dalam keberlangsungan politik di tingkat lokal maupun nasional,” demikian Syamsul.