82 BUMDes di Rejang Lebong Mati Suri

Setiap desa di Rejang Lebong memiliki potensi unik, baik di bidang pertanian, peternakan, maupun pariwisata. 

BUMDes seharusnya menjadi motor penggerak dalam pengelolaan potensi-potensi ini secara optimal. 

Suradi menekankan bahwa pengelolaan yang baik dan kontinyu akan berdampak positif terhadap pembangunan ekonomi desa, yang pada akhirnya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.

BACA JUGA:Guru Honorer Diingatkan Persiapkan Diri Ikuti Seleksi PPPK

BACA JUGA:Pjs Bupati Minta Camat Bersama Lurah dan Kades Tetap Prioritaskan Pelayanan Publik

Suradi juga menjelaskan, visi jangka panjang bagi BUMDes tidak hanya berfokus pada bisnis kecil atau pengelolaan desa wisata. 

Ke depannya, BUMDes diharapkan mampu menjadi perusahaan lokal yang dapat menampung produk pertanian dari masyarakat sekitar. 

"Dengan demikian, warga desa tidak lagi kesulitan dalam memasarkan hasil pertanian mereka, dan mendapatkan jaminan harga yang lebih variatif," jelasnya.

Ia menjelaskan, ada potensi besar yang bisa digarap BUMDes dalam membantu pemasaran hasil pertanian. 

Banyak petani di desa sering kali mengalami kesulitan dalam menjual produk mereka ke pasar yang lebih luas. 

Dengan adanya BUMDes yang berperan sebagai penampung hasil pertanian, mereka dapat memiliki saluran distribusi yang lebih efisien, serta mendapatkan harga yang layak untuk produk mereka.

Meski harapan tersebut besar, namun tantangan yang dihadapi tidaklah mudah. Mengaktifkan kembali 82 BUMDes yang saat ini "mati suri" memerlukan upaya yang serius.

Tidak hanya sekadar mengganti kepengurusan, tetapi juga menumbuhkan semangat kolaborasi antara pemerintah desa dan pengurus BUMDes. 

Suradi menekankan pentingnya menempatkan orang-orang yang mampu melihat peluang dan mengembangkan ide-ide kreatif dalam mengelola BUMDes.

BACA JUGA:Terima Hibah Rp 48 Miliar, RSUD Wajib Tingkatkan Pelayanan