Sering Merasa Seperti Jatuh dari Tempat yang Tinggi Saat Tidur? Ini Penjelasannya
Fenomena 'terjatuh dari tempat tinggi' saat tidur adalah pengalaman yang sering dialami banyak orang--pixabay
Saat seseorang mulai tertidur, otot-otot tubuh secara alami mulai rileks. Pada beberapa orang, otak dapat salah menafsirkan relaksasi mendadak ini sebagai tanda bahwa tubuh sedang jatuh atau kehilangan keseimbangan.
Sebagai respons, otak mengirimkan sinyal ke otot untuk bergerak, menghasilkan sentakan tiba-tiba untuk "menyelamatkan" diri dari apa yang dianggapnya sebagai bahaya.
2. Stres dan Kecemasan
Stres yang tinggi dan kecemasan berlebihan dapat memperburuk kejadian hypnic jerk. Saat seseorang merasa cemas atau stres, otak cenderung lebih waspada, bahkan saat sedang dalam proses transisi menuju tidur.
Ketegangan mental ini dapat memicu respons fisik berupa sentakan, seolah-olah tubuh mencoba untuk tetap waspada terhadap ancaman.
3. Kelelahan Ekstrem
Ketika tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, otak terkadang kesulitan untuk masuk ke dalam tidur dengan halus. Proses transisi dari terjaga ke tidur menjadi lebih terganggu, yang meningkatkan kemungkinan terjadinya hypnic jerk.
BACA JUGA:Hujan Deras, Ratusan Rumah dan Jalan Raya di SAM Kabupaten Seluma Terendam Banjir
BACA JUGA:Wasit Ahmed Al Kaf, Sosok Paling Dicari Netizen Indonesia, Ini Catatan 'Dosa-dosanya'
4. Stimulan seperti Kafein atau Nikotin
Penggunaan kafein, nikotin, atau stimulan lainnya, terutama menjelang waktu tidur, dapat mengganggu proses relaksasi alami tubuh.
Bahan-bahan ini merangsang sistem saraf pusat, yang membuat otak lebih sulit untuk "menenangkan diri" saat mencoba untuk tidur, sehingga meningkatkan risiko hypnic jerk.
5. Aktivitas Fisik Sebelum Tidur
Olahraga berat atau aktivitas fisik yang intens sebelum tidur juga dapat menyebabkan otot tetap aktif dan tegang saat seseorang mencoba untuk tidur.
Otot yang masih aktif ini kemudian bisa terlibat dalam sentakan yang tidak disengaja ketika mereka berusaha rileks.