Mengenal Asal Muasal Negara Sekuler yang Memisahkan Urusan Agama dan Pemerintahan
SEKULER: Sistem negara sekuler menekankan bahwa negara tidak akan memihak pada agama tertentu.-foto: pixabay.com/koranrb.id-
Laïcité menjadi bagian dari konstitusi Prancis pada tahun 1905, dan hingga saat ini, Prancis secara ketat memisahkan urusan keagamaan dari urusan publik.
Di negara-negara lain, seperti Turki, Mustafa Kemal Ataturk memainkan peran penting dalam mendirikan negara sekuler modern setelah jatuhnya Kesultanan Utsmaniyah.
Ataturk memperkenalkan reformasi yang membatasi pengaruh agama dalam pemerintahan dan kehidupan publik, yang hingga kini menjadi landasan penting dalam politik Turki.
Sekularisme terus berkembang dan diadopsi oleh berbagai negara di dunia, meskipun penerapannya bervariasi.
Di banyak negara Barat, sekularisme telah menjadi prinsip dasar dalam pemerintahan, di mana kebebasan beragama dilindungi, tetapi agama tidak boleh mendikte kebijakan negara.
Namun, di beberapa negara lain, ketegangan antara agama dan sekularisme masih berlangsung, terutama di negara-negara yang memiliki populasi mayoritas religius atau yang menganut teokrasi.
Asal usul negara sekuler dapat ditelusuri melalui sejarah panjang yang melibatkan pemikiran filsafat, gerakan politik, dan perjuangan melawan kekuasaan agama yang dominan.
Dari Renaisans hingga Pencerahan, serta melalui revolusi besar seperti Revolusi Amerika dan Revolusi Prancis, gagasan tentang pemisahan agama dari negara telah membentuk wajah banyak pemerintahan modern. Meskipun penerapannya bervariasi di seluruh dunia, negara sekuler menjadi model yang mendukung kebebasan beragama, hak asasi manusia, dan kesetaraan di hadapan hukum, tanpa campur tangan atau dominasi institusi keagamaan.