Digunakan Saat Momen Pernikahan, Ini Mitos dan Perkembangan Janur Kuning di Indonesia
Janur kuning merupakan bagian budaya Indonesia yang sudah melekat sejak lama, khususnya di acara pernikahan atau hajatan. --Zulkarnain Wijaya
2. Penanda Pernikahan
Mitos yang paling umum adalah janur kuning sebagai penanda pernikahan. Konon, masyarakat percaya bahwa janur kuning menunjukkan bahwa ada pernikahan yang disertai restu alam.
Warna kuning dianggap melambangkan keberkahan yang diberikan alam kepada pasangan pengantin, dan keberkahan ini hanya akan datang ketika pernikahan dilaksanakan secara sakral dan sesuai dengan adat.
3. Mendatangkan Kebahagiaan dan Rezeki
Janur kuning diyakini membawa keberuntungan bagi pasangan yang melangsungkan pernikahan. Penggunaan janur dalam acara pernikahan dianggap sebagai simbol bahwa pasangan tersebut akan dikaruniai kehidupan yang bahagia, harmonis, dan dipenuhi rezeki.
Selain itu, warna kuning yang cerah dianggap sebagai simbol dari kemakmuran dan masa depan yang cerah.
BACA JUGA:Formasi Dokter Untuk Enggano Terisi, 2 Dokter Untuk Kecamatan Enggano
BACA JUGA:Makanan yang Perlu Dihindari Saat Ibu Hamil Muda!
4. Memudahkan Tamu dalam Menemukan Lokasi
Salah satu alasan lain yang praktis adalah bahwa janur kuning berfungsi sebagai penunjuk arah bagi tamu yang diundang. Keberadaannya menjadi tanda visual yang memudahkan tamu mengetahui tempat hajatan tanpa harus bertanya.
Perkembangan Penggunaan Janur Kuning
Dulu, janur kuning dibuat secara sederhana dengan cara melilitkan daun kelapa muda pada bambu atau batang kayu yang tinggi. Bentuknya pun tidak banyak variasi, hanya berupa lilitan janur yang kemudian ditancapkan di depan rumah.
Seiring perkembangan zaman, penggunaan janur kuning dalam acara pernikahan mengalami banyak perubahan. Kini, janur kuning dikreasikan dengan berbagai bentuk dan pola hiasan yang lebih estetis.
Pada era modern, janur kuning mengalami transformasi yang signifikan, terutama di perkotaan.
Beberapa bentuk perkembangan penggunaan janur kuning saat ini meliputi: