Hampir 40 Hektare Sawah Alami Kekeringan: Ini yang Dilakukan PUPR-P Lebong
KEKERINGAN: Lahan persawahan di Desa Tunggang, Kabupaten Lebong--Foto: Fiki Susadi.Koranrb.id
LEBONG,KORANRB.ID – Hampir 40 hektare lahan persawahan di Desa Tunggang, Kecamatan Lebong Utara, Kabupaten Lebong mengalami kekeringan. Akibatnya, banyak petani di desa itu tidak bisa menggarap sawahnya.
“Kondisi kekeringan seperti ini sudah berlangsung hampir satu bulan. Kalau seperti ini terus, kami terancam tidak bisa bertanam padi. Padahal bibit sudah kami semai,” ujar salah seorang petani di Desa Tunggang, Pipin (40), Rabu 30 Oktober 2024.
Dia mengaku sebelum musim kemarau, pasokan air di lahan persawahan mereka memang terbatas, namun demikian tidak pernah mengalami kekeringan dengan waktu yang cukup lama seperti saat ini.
BACA JUGA:Sudetan Belum Rampung Dikerjakan BWSS 7, PUPR Usul Perpanjang Masa Tanggap Darurat
BACA JUGA:Pelajar MI dan MTs Belum Terima Seragam Gratis, Kesalahan Pendataan Kemenag
“Dari dulu agak susah air, tapi tidak sampai terdampak seperti ini. Biasanya masih mengalir, kalau ini sama sekali tidak ada airnya,” ucap Pipin.
Berharap Pemkab Lebong melalui dinas terkait dapat mencarikan solusi agar lahan sawah milik warga dapat segera teraliri air dengan baik.
“Kami harap pemerintah bisa peka atas kondisi ini, karena kami mayoritas petani yang mengandalkan lahan persawahan ini untuk bercocok tanam,” sampainya.
Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) sekaligus Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perhubungan (PUPR-P) Lebong, Arman Yunizar, ST mengakui kondisi demikian karena memasuki musim kemarau.
“Jadi hasil pengamatan kami, mengecek kondisi air, memang debit air di sungai Ketahun berkurang karena telah lama tak turun hujan,” kata Arman.
BACA JUGA:Pasti! Gaji Honorer, TPP dan TPG Dibayar Penuh, Anggaran: Rp123 Miliar
Untuk mengatasi kondisi ini, pihaknya hanya bisa melakukan buka tutup pintu air di hulu Sungai Ketahun. Dengan demikian air bisa mengaliri irigasi yang ada di Desa Tunggang.
“Cuma satu solusinya, kita lakukan buka tutup pintu air. Jadi pintu air di hulu sungai Ketahun kita tutup dulu, jadi kita alirkan ke satu titik mengarah ke desa yang sedang mengalami kekeringan. Ini sudah saya perintahkan kepada penjaga pintu air,” sebut Arman.