Dinkes Rejang Lebong Targetkan Penerapan ILP di 21 Puskesmas Tahun 2025
PELAYANAN: Aktivitas pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Curup Timur.-foto: arie/koranrb.id-
KORANRB.ID - Dalam upaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Kabupaten Rejang Lebong, Dinas Kesehatan (Dinkes) menargetkan penerapan sistem Integrasi Layanan Primer (ILP) di 21 puskesmas. Program ini diharapkan dapat diterapkan secara menyeluruh pada tahun 2025.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Rejang Lebong, Dhendi Novianto Saputra, S.KM, penerapan ILP ini bertujuan untuk menata dan mengoordinasikan berbagai pelayanan kesehatan primer agar lebih efektif dan efisien, dengan fokus utama pada pemenuhan kebutuhan layanan kesehatan masyarakat berdasarkan siklus hidup mereka.
Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah menjalankan transformasi pelayanan kesehatan primer dengan mengadopsi konsep Primary Health Care (PHC), yang merupakan pendekatan kesehatan menyeluruh dan terpadu di tingkat pertama layanan kesehatan.
Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai cara untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan dasar dan meningkatkan hasil kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Transformasi ini diperlukan karena sistem layanan kesehatan konvensional seringkali terbagi dalam berbagai program yang berjalan terpisah-pisah. Pendekatan PHC yang diterapkan dalam ILP akan memfokuskan layanan kesehatan di puskesmas agar sesuai dengan siklus hidup masyarakat, mulai dari ibu dan anak hingga lansia.
BACA JUGA:Beredar Kabar, Besok Seluruh ASN Lebong Gelar Aksi Penolakan Kebijakan Plt Bupati, Ini Rutenya
BACA JUGA:Target Rp3 Miliar, PAD Sampah Baru Terkumpul Rp941 Juta
"Perlahan kita akan bertransformasi menuju pelayanan kesehatan primer," jelas Dhendi.
Dalam pelaksanaan ILP, sambung Dhendi, pihaknya akan mengintegrasikan layanan-layanan di tingkat puskesmas, termasuk Puskesmas Pembantu dan Posyandu di desa atau kelurahan. Cara kerja ini mencakup pengoordinasian layanan kesehatan primer sesuai siklus hidup, bukan berdasarkan program individu di masing-masing puskesmas.
“Dengan demikian, setiap puskesmas akan menyediakan layanan yang terintegrasi untuk berbagai tahapan usia,” ujarnya.
Untuk mendukung implementasi ILP, pelayanan kesehatan akan dibagi dalam beberapa kluster, yaitu kluster I yang berfokus pada aspek manajerial dalam puskesmas, termasuk perencanaan, pemantauan, dan evaluasi seluruh kegiatan pelayanan. Dengan manajemen yang baik, diharapkan setiap puskesmas dapat beroperasi secara efektif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Kemudian kluster II, yang menangani layanan kesehatan untuk ibu hamil, melahirkan, menyusui, serta anak-anak. Fokusnya adalah pada penurunan angka kematian ibu dan bayi serta pemantauan tumbuh kembang anak.
BACA JUGA:Ditemukan Ribuan Surat Suara Pilkada Berlebih di Kepahiang, Ratusan Rusak
BACA JUGA:Terbuka Lebar Peluang BUMD Ikut Proyek Keruk Alur Pelabuhan Pulau Baai