Kerugian Akibat Penyakit Ngorok Ditaksir Capai Rp23 Miliar
JELASKAN: Kepala Disnakeswan Provinsi Bengkulu, M. Syarkawi. ABDI/RB--
KORANRB.ID – Dampak penyebaran virus Septicaemia Epizootica (SE) atau penyakit ngorok yang menyerang hewan ternak sapi dan kerbau di Provinsi Bengkulu timbulkan kerugian capai Rp23 miliar.
Kerugian ditaksir Rp23 miliar dari dampak penyakit ngorok di 5 daerah kabupaten di Provinsi Bengkulu.
Jumlah tersebut didapat, apabila kerbau dan sapi yang biasanya berkisar diharga Rp25 juta/ekor dikalikan 950 ekor ternak sapi dan kerbau yang terdampak, baik itu mati/dimusnahkan ataupun dijual dengan harga di bawah rata-rata.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Bengkulu, M. Syarkawi menerangkan perhitungan kerugian tersebut apabila 100 ekor ternak yang mati dikalikan harga sekarang yakni Rp25 juta.
BACA JUGA: Sanggah Pelamar PPPK Diumumkan Sebelum 11 November
“Jadi hitung sendiri kerugiannya, itu perumpamaannya,” sampai Syarkawi usai hadiri agenda di DPRD Provinsi Bengkulu, Kamis, 7 November 2024.
Atas jumlah kerugian yang dialami para peternak, Syarkawi menegaskan, tidak ada ganti rugi yang akan diberikan untuk peternak.
“Kalau PMK dulu ada kompensasi karena itu sudah menyebar tingkat nasional, namun SE inikan lokal. Jadi tidak ada,” terang Syarkawi.
Lebih jauh, Syarkawi menerangkan, bahwa asal dari penyebaran dari penyakit ngorok ini dimulai dari 2 daerah, yakni Kabaupaten Bengkulu Selatan dan Kaur.
BACA JUGA:Plt Gubernur Bengkulu Lepas Peserta Olimpiade Bahasa Arab
BACA JUGA:Guru Diminta Buat Kegiatan Penunjang Program Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
“Inikan dimulai di Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kaur,” beber Syarkawi.
Syarkawi mengatakan, untuk kebutuhan vaksin, obat dan antibiotik untuk hewan ternak sendiri, pihak Disnakeswan telah menyalurkan kepada para peternak.