Penyakit ISPA dan TBC di Kota Bengkulu Meningkat, DBD Melandai
FASKES: Terlihat keluarga pasien saat mengurus administrasi di RSTG beberapa waktu lalu.--Reno Dwi Pranoto
Sekadar mengingatkan, jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Bengkulu hingga awal November 2024 kembali bertambah.
Saat ini total penderita HIV/AIDS berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu sudah 122 orang.
Kasus HIV/AIDS bertambah sebanyak 14 kasus dari Oktober 2024 lalu yang tercatat sebanyak 108 kasus.
Hal tersebut dibenarkan Kadis Kesehatan Kota Bengkulu, Joni Haryadi Tabrani S.KM, M.M.
Joni mengatakan hingga awal November kasus HIV/AIDS terus bertambah berdasarkan catatan terbaru per Kamis, 7 November 2024 total 122 kasus.
“Mungkin lebih banyak lagi, karena satu orang itu bisa menularkan keberapa orang,” pungkas Joni pada RB Jumat, 8 November 2024.
Joni menjelaskan angka tersebut didapat dari beberapa Fasilitas Kesehatan (Faskes) di Kota Bengkulu yang mendeteksi adanya seseorang yang telah terjangkit HIV/AIDS dengan berbagai ciri-ciri gejalanya mendapatkan perawatan.
BACA JUGA:10 Penderita Penyakit Ini Jangan Makan Sayur Pakcoy Jika Tidak Ingin Merasakan Dampak Ini
Angka tersebut menurut Joni akan selalu mengalami kenaikan lantaran penularan HIV/AIDS di Kota Bengkulu sendiri diduga kuat tertular setelah berhubungan badan dengan penderita penyakit yang belum diketahui obatnya tersebut.
“Untuk HIV ini kita butuhkan peran serta masyarakat luas, untuk sama-sama membentengi diri jangan sampai menjadi pembiaran terhadap aktivitas lokalisasi,” terang Joni.
Joni menyebutkan gejala HIV/AIDS ini akan terlihat tidak secara langsung setelah tertular atau setelah berhubungan badan dengan penderita.
Gejalanya akan timbul setelah beberapa tahun ke depan, bahkan bisa mencapai 10 tahun ke depan jika sistem imunitas seseorang tersebut cukup kuat.
Maka dari pada itu HIV/AIDS ini disebabkan oleh perilaku yang tidak baik, peran dari pada masyarakat sendirilah yang tentunya menjadi upaya dalam mengantisipasi. Jangan biarkan adanya perempuan malam dan tempat-tempat lokalisasi atau prostitusi.
“Dengan kesadaran masyarakat penyakit berbahaya ini dapat kita hindari tentunya, kalaupun ia tertular maka ia jangan menularkan dengan orang lain,” tandasnya.