Benarkah Menggunakan Deodoran Memicu Kanker Payudara? Ini Penjelasannya

Salah satu mitos yang banyak beredar adalah bahwa penggunaan deodoran, terutama jenis antiperspiran, dapat memicu kanker payudara. --pixabay

KORANRB.ID - Kesehatan tubuh sering kali menjadi subjek mitos yang menimbulkan kekhawatiran publik. 

Salah satu mitos yang banyak beredar adalah bahwa penggunaan deodoran, terutama jenis antiperspiran, dapat memicu kanker payudara. 

Mitos ini muncul karena beberapa dugaan yang tidak sepenuhnya berbasis bukti ilmiah. 

Untuk memahami isu ini, penting untuk menganalisis asal-usul mitos, mekanisme yang diduga menjadi penyebab, dan apa yang dikatakan oleh penelitian ilmiah.

Mitos ini mulai menyebar sudah sejak lama, yang mana mitos ini bermunculan dipicu oleh surat berantai dan artikel daring yang menyatakan bahwa bahan kimia dalam deodoran, seperti aluminium, bisa menyebabkan kanker. 

BACA JUGA:Mengandung Likopen, Semangka Dipercaya Bisa Sembuhkan Kanker Prostat

BACA JUGA:Sebagai Anti Kanker! Berikut 7 Fakta Unik Kunyit

Klaim tersebut didasarkan pada asumsi bahwa antiperspiran yang mencegah keringat membuat tubuh tidak bisa mengeluarkan racun melalui kelenjar keringat. 

Akumulasi racun di sekitar payudara dianggap dapat memicu pertumbuhan kanker. 

Selain itu, ada kekhawatiran tentang zat parabens (pengawet dalam produk kosmetik) yang diduga meniru hormon estrogen, yang berperan dalam perkembangan beberapa jenis kanker payudara.  

Aluminium digunakan dalam antiperspiran untuk menyumbat kelenjar keringat sehingga mencegah produksi keringat. 

Beberapa pihak berpendapat bahwa aluminium dapat menumpuk di jaringan payudara, mengganggu fungsi sel, dan memicu kanker. 

Namun, para ahli menunjukkan bahwa tubuh memiliki mekanisme alami untuk mengeluarkan aluminium melalui ginjal dan hati, sehingga akumulasi yang signifikan jarang terjadi.  

Parabens adalah pengawet yang digunakan dalam berbagai produk kosmetik. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan