Tahun Ini, 2.761 Warga Bengkulu Terserang DBD, 14 Orang Meninggal Dunia

Kabid P2P Dinkes Provinsi Bengkulu, Ruslian--RENO/RB

BENGKULU, KORANRB.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu mencatat, sepanjang tahun 2024 ini, 2.761 warga Provinsi Bengkulu terserang DBD.

Selama 12 bulan berjalan, penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus tersebut masih saja banyak terjadi di Provinsi Bengkulu.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Provinsi Bengkulu, Ruslian, S.KM, M.Si menjabarkan jumlah tersebut diketahui dari Aplikasi Sistem Kedaruratan Dini dan Resfon (SKDR) yang selalu di update per 1 pekan.

Jumlah tersebut tidak semuanya secara pasti terjangkit DBD melainkan juga termasuk dengan dugaan ataupun gejala awal DBD.

BACA JUGA:Dinkes Seluma Targetkan 17 Puskesmas Terapkan BLUD

“Jadi jumlah keseluruhan penyakit ini berasal dari data yang di input oleh surveilans yang berada di Fasilitas Kesehatan (Faskes) yang tersebar di kabupaten atau kota yang ada di Provinsi Bengkulu,” jelas Ruslian.

Sementara untuk jumlah kasusnya di setiap kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu, meliputi Kabupaten Kaur sebanyak 157 kasus, Kabupaten Bengkulu Selatan 246 kasus, Kabupaten Seluma 316 kasus, Kota Bengkulu 254 kasus.

Kemudian Kabupaten Bengkulu Tengah 86 kasus, Kabupaten Kepahiang 193 kasus, Kabupaten Rejang Lebong  395 kasus, selanjutnya Kabupaten Lebong sebanyak 173 kasus, Bengkulu Utara 398 kasus dan terbanyak Mukomuko tercatat 544 kasus.

 “Dari data untuk jumlah meninggal sendiri sebanyak 14 orang yang terdiri dari 6 orang laki-laki dan 8 orang perempuan tersebar di beberapa daerah,” jelasnya.

BACA JUGA:4 Saksi Sebut Hanya Dapat BLT 2 Tahap, Terdakwa Ngaku Uang Sudah Habis

Data tersebut terhimpun melalui aplikasi SKDR untuk melihat grafik turun naiknya penyakit yang terjadi di setiap wilayah.

Sebab aplikasi ini sendiri dirancang untuk memantau dan memberikan peringatan dini terhadap penyakit berbahaya dan menular yang berpotensi menjadi wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB) di Provinsi Bengkulu.

“Datanya di input oleh tenaga survelen yang berada di setiap Faskes yang ada di Provinsi Bengkulu,” kata Ruslian.

Kemudian Ruslian juga menjelaskan jumlah tersebut secara berkala naik setiap minggunya, Dinkes Provinsi Bengkulu selalu memantau dan melakukan penelitian mendalam untuk mengkaji apakah kasus tersebut memang sedang mebawah dalam suatu wilayah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan