Krisis Pendangkalan Alur Pelabuhan Pulau Baai, Perekonomian Bengkulu Terancam
TINJAU: Plt Gubernur Rosjonsyah bersama sejumlah pihak terkait, termasuk General Manager Regional II PT Pelindo, Kapolda Bengkulu, Danlanal Bengkulu dan perwakilan instansi lainnya meninjau kondisi kolam dan alur pelabuhan untuk melihat situasi terkini. f--
Bahkan, pengangkutan harus menggunakan tongkang untuk memindahkan barang ke kapal besar di tengah laut.
BACA JUGA:Kejutan Akhir Tahun, ‘Lahir’ Lapangan Tembak Paraduta Mukomuko: Danrem 041 Gamas Resmikan
BACA JUGA:Pedagang Emas Digital Harus Miliki 10 Ribu Gram Emas Fisik untuk Dapat Transaksi
Selain itu, komoditas ekspor lainnya, seperti cangkang sawit, hasil laut, dan rumput laut, juga ikut terdampak.
Situasi ini mendesak pemerintah dan pihak terkait untuk segera mencari solusi konkret agar fungsi strategis Pelabuhan Pulau Baai dapat kembali optimal, sehingga perekonomian Bengkulu dapat terselamatkan.
Diberitakan sebelumnya, tahun ini, terhitung sejak dari Januari-November 2024 bea keluar cangkang sawit hanya Rp944 juta.
Angka tersebut menurun tajam jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang memperoleh bea keluar Rp7,6 miliar.
Penurunan bea keluar tersebut, lantaran terjadinya pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu yang belum kunjung dikeruk.
Sebagaimana diketahui, saat ini pendangkalan alur masih dalam proses untuk dilakukan pengerukan, yang diketahui kedalaman saat ini berkisar 3-4 Low Water Spring (LWS).
“Iya menurun drastis, tahun ini bea keluar Rp944 juta. Dibandingkan tahun lalu Rp7,6 miliar. Ini karena adanya pendangkalan alur,” sampai Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Bengkulu, Koen Rachmanto, Rabu, 25 Desember 2024.
Lebih lanjut, Rachmanto menerangkan, bahwa jumlah bea keluar cangkang yang menurun tersebut selain dikarenakan alur pelabuhan yang mendangkal, sehingga menyulitkan kapal masuk.
Lanjutnya, adapun 2 perusahaan cangkang yang dimaksud, yakni PT. Jatim Partindo dan PT. Inti Persada.
Namun saat ini hanya satu saja yang menggunakan Pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu.
“Tahun ini hanya satu perusahaan yang melakukan aktivitas ini, berbeda dengan sebelumnya ada 2 perusahaan yang bergerak pada cangkang ini,” beber Rachmanto.
Rachmanto menerangkan, penurunan ini juga lantaran tingginya cosh yang harus dikeluarkan perusahaan yang ingin melakukan bongkar muat di pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu.