Lapas Kelas IIA Curup Jadikan Warga Binaan Pelopor Ketahanan Pangan

PAKAN: Salah satu WBP saat memberi makan ikan yang ada di area Lapas Kelas IIA Curup.-foto: arie/koranrb.id-

KORANRB.ID – Di tengah keterbatasan ruang dan waktu, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Curup membuktikan bahwa keterampilan dan inovasi dapat tumbuh subur. 

Dengan memanfaatkan lahan yang tersedia, Lapas ini kini menjadi pelopor ketahanan pangan melalui pengembangan usaha pertanian dan perikanan.

Kepala Lapas Kelas IIA Curup, Ronaldo Devinci Talesa, menjelaskan program ini merupakan bagian dari komitmen Lapas untuk mendukung program swasembada pangan nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

Program ini juga melibatkan seluruh Warga Binaan Permasyarakatan (WBP) yang ada di Lapas Kelas IIA Curup.

“Kami ingin membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk berkontribusi. Program ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan tetapi juga memberikan bekal keterampilan bagi warga binaan,” ujar Ronaldo.

BACA JUGA:Selamat! Cek Kelulusan PPPK Tahap I Kementan 2024 di Link Berikut Ini, 11 Syarat Wajib Unggah

BACA JUGA:Wisatawan Keluhkan Antrean BBM di Kota Bengkulu, Sebut Banyak Kendaraan dengan Tangki Modifikasi Ikut Antre

Dengan lebih dari 650 warga binaan yang berasal dari Kabupaten Rejang Lebong, Kepahiang, dan Lebong, serta tahanan titipan dari kepolisian dan kejaksaan, Lapas Kelas IIA Curup memanfaatkan setiap jengkal lahannya untuk kegiatan produktif.

Di area pekarangan, warga binaan menanam pepaya California dan labu siam. Sementara itu, rumah dinas yang tidak lagi digunakan disulap menjadi pusat budidaya jamur tiram, maggot, dan pemeliharaan ikan lele. Semua kegiatan ini melibatkan warga binaan secara langsung, sehingga mereka dapat belajar dan menguasai keterampilan baru.

“Budidaya ini bukan hanya tentang hasil, tetapi juga proses pembelajaran. Kami ingin warga binaan keluar dari sini dengan keterampilan yang dapat membantu mereka hidup mandiri di masyarakat,” tambah Ronaldo.

Usaha ini telah menunjukkan hasil yang membanggakan. Hasil panen ikan lele dan jamur tiram dijual ke pedagang lokal di Pasar Atas Curup, sementara pepaya California dipasarkan melalui pengepul buah yang datang langsung ke lapas. Maggot yang dibudidayakan dijual sebagai pakan ternak kepada peternak ayam, burung, dan ikan di sekitar wilayah tersebut.

“Program ini telah menciptakan siklus ekonomi lokal. Hasil panen kami tidak hanya menghidupkan lapas tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sekitar,” jelas Ronaldo.

Program ini selaras dengan arahan Kementerian Imigrasi Pemasyarakatan, yang mendorong seluruh lapas dan rutan di Indonesia untuk berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Namun, Lapas Kelas IIA Curup mengambil langkah lebih jauh dengan menjadikan program ini sebagai bagian integral dari pembinaan.

BACA JUGA: Tunggakan 5 Bulan, TPP ASN Lebong hanya Dibayar 1 Bulan, Bakal Dilapor ke KPK, Kejagung dan Mabes Polri

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan