Harimau Kehilangan "Rumah", Tangkap dan Adili Pejabat Perambah Hutan Mukomuko!

Tim berupaya memasang perangkap harimau di Danau Lebar Mukomuko. --firmansyah/rb

KORANRB.ID – Dampak kerusakan kawasan hutan menjadi kebun sawit ilegal masih terus terjadi di Mukomuko.

Harimau Sumatera sudah kehilangan "rumah" dan makanan.

Hingga Minggu 12 Januari 2025, teror harimau Sumatera yang tergolong Apendix l sudah sangat jauh terpantau pergerakannya memasuki Kecamatan Air Dikit mendekati pesisir pantai Kecamatan Kota Mukomuko.

Hal ini dibenarkan Robi Roberta warga Tanah Harapan Kecamatan Kota Mukomuko. 

BACA JUGA:Pelajar Daerah Lain Sudah Dapat Makan Bergizi Gratis, Kok Bengkulu Belum, Dewan Segera Koordinasi ke BGN

BACA JUGA:Api dalam Sekam, Konflik Berdarah Warga versus PT Agricinal di Bengkulu Utara

Harimau itu sebelumnya berada di Desa Setia Budi tempatnya di Danau Lebar untuk titik terakhir.

Kemudian pagi harimau mulai bergerak ke perkebunan warga dan PT Agro Mukomuko, memasuki wilayah desa Tanah Harapan dan terus zigzag meninggalkan jejak mengarah ke Kecamatan Air dikit.

“Kalau sebelumnya warga desa Setia Budi yang siaga 24 jam, saat ini warga desa kami yang siaga. Sebab sangat banyak jejak yang ditinggalkan harimau tersebut di dalam kebun sawit, yang terus mengarah ke pesisir pantai,” kata Robi.

Sementara itu Koordinator lapangan Resort KSDA Mukomuko Rasidin membenarkan harimau mulai bergerak meninggalkan kawasan danau lebar dan terus bergerak ke arah hilir. Terkait hal tersebut tim akan terus berupa mentracking keberadaan harimau untuk pemasang perangkap selanjutnya. Agar evakuasi harimau ini dapat segera berakhir.

BACA JUGA:BI Bengkulu Tutupi Data Penyaluran PSBI, Pengamat: Berpotensi Langgar Prinsip Pengelolaan Keuangan Negara

BACA JUGA:Jangan Ada Yatim Piatu yang Putus Sekolah, Ini Program Pemkab Bengkulu Selatan

“Kami mulai pindahkan, perangkap yang sebelumnya kami pasang di titik ke 2 untuk dapat dipasang diarea perkebunan sawit yang berdekatan dengan Kecamatan Air Dikit. Memang untuk pergerakan harimau ini sudah sangat jauh dari titik awal memangsa manusia, dia terus turun ke arah pesisir,”beber Rasidin.

Terpisah, Direktur Eksekutif Walhi Bengkulu Abdullah Ibrahim Ritonga, meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) segera mengambil sikap.

Tag
Share