Butuh Realisasi Investasi Rp 1.650 Triliun

Bahlil Lahadalia--

KORANRB.ID – Investasi menjadi kunci pertumbuhan ekonomi bagi setiap negara. Hal itulah yang ditekankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka Rakornas Investasi di Jakarta.

’’Untuk 2024, target pertumbuhan ekonomi kita berada di angka 5,1 sampai 5,7 (persen). Dan, dibutuhkan realisasi investasinya di angka Rp 1.650 triliun,’’ ujarnya.

Tahun ini, proyeksi investasi Rp 1.400 triliun. Realisasi sampai September 2023 adalah Rp 1.053 triliun atau 75,2 persen dari target. Jadi, pada 2024, butuh penambahan Rp 250 triliun.

BACA JUGA:Debat Pilpres Perdana 120 Menit Dibagi Enam Segmen

Jokowi menyebutkan, untuk memenuhi kebutuhan penanaman modal yang besar itu, diperlukan perbaikan iklim investasi nasional yang kondusif. Dia menekankan, saat ini pemerintah tidak melulu berorientasi pada pemasaran saja, tetapi juga fokus pada penyelesaian persoalan di dalam negeri.

Menurut dia, jika para investor terbantu, secara tidak langsung mereka akan menyampaikan kepada khalayak terkait kemudahan berinvestasi yang diberikan Indonesia.

’’Percuma kita marketing, muter ke seluruh negara, berbondong-bondong datang kemudian urusan pembebasan tanah saja nggak rampung, nggak bisa menyelesaikan. Berbondong-bondong masuk, perizinan ruwet bertahun-tahun nggak bisa selesai, untuk apa kita me-marketing-i urusan investasi,’’ tegasnya.

BACA JUGA:Awasi, Jangan Sampai Proyek Tidak Selesai

Jokowi melanjutkan, tren yang diperlukan saat ini dan di kemudian hari adalah yang terkait dengan investasi ramah lingkungan dan berkelanjutan. Karena itu, peluang green economy dan blue economy harus segera dikejar.

’’Misalnya, yang berkaitan dengan geotermal yang baru sebulan-dua bulan ini melompat banyak saham di bursa kita, melompat sampai 7 kali, melompat sampai 10 kali, gara-gara dia berada di lingkaran green energy,’’ jelas mantan wali kota Solo itu.

Dengan investasi yang terus bertumbuh, hal tersebut akan mendongkrak penerimaan negara. Jokowi menyebut tambahan PPh badan, PPh karyawan, bea ekspor, PNBP, dan lini lainnya akan terus tumbuh karena arus modal yang masuk.

BACA JUGA:Inovasi untuk Membangun Bengkulu

Dia juga memberikan perhatian khusus pada investasi produk ekspor. Jokowi mendorong seluruh pihak fokus mengejar investasi yang bisa memberikan nilai tambah tinggi melalui hilirisasi industri.

’’Kenapa hilirisasi? Karena memberikan nilai tambah yang tinggi. Coba kita lihat, 2017 ekspor nikel kita berada di angka USD 3,3 miliar. Begitu masuk ke hilirisasi di tahun kemarin 2022 berada di angka USD 33,8 miliar. Lompatannya berapa berarti? Melompat sangat tinggi,’’ tuturnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan