Peternak Mukomuko Butuh Tambahan Dokter Hewan
PENGOBATAN: drh. Hewan yang tengah melakukan pengobatan kepada sapi masyarakat. IST/RB--
KORANRB.ID – Kabupaten Mukomuko penghasil hewan ternak, karena hampir di setiap desa mayoritas memiliki hewan ternak seperti sapi, kerbau dan kambing.
Dengan jumlah perkeluarga miliki tidak kurang dari tiga ekor peliharan. Namun banyaknya hewan ternak dan minimnya tenaga medis untuk hewan ini terkadang menjadi keluhan, karena membuat peternak merugi.
BACA JUGA: Tingkatkan PAD, Pemkab Uji Petik Potensi Pajak
Rahmad (46) salah warga Kecamatan Teras Terunjam mengatakan untuk sapi, kerbau, dan kambing menjadi peliharaan yang rata-rata dimiliki masyarakat, karena dari peliharaan tersebut dapat memberikan nilai ekonomi tambahan, terlebih ketika ada kebutuhan mendesak.
Yang menjadi masalah dalam memelihara hewan ternak, masyarakat sering kebingungan ketika dihadapkan dengan penyakit yang menimpah hewan peliharan ini, seperti Sapi kalau sudah terkena perut kembung, kalau tidak bisa sehat, sapi pasti mati, tentu akan rugi mau meminta pertolong petugas medis hewan atau dr hewan tentu akan lama ditanggapi, karena keterbatasan jumlah dan jarak.
BACA JUGA:Gedung Rp 20 Miliar Mangkrak, Proyek PA Naik Penyidikan
”Sapi saya pernah terkena perut kembung dua ekor mati, satu ekor masih bertahan hidup, Kita berharap setiap Kecamatan di Kabupaten Mukomuko ini memilik tenaga medis hewan atau dr hewan, karna terkadang dari hewan ternak inilah kami bisa menyekolahkan anak,” kata Tasim.
Sementara itu Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Mukomuko, drh. Nurwah Yuni menjelaskan perbandingan Kabupaten Mukomuko dengan daerah lain di Provinsi Bengkulu sudah terkatagori banyak memiliki dokter hewan dengan jumlah delapan orang, dengan rincian tujuh Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan satu swasta.
BACA JUGA:Batas Administrasi Tuntas Pertengahan 2024BACA JUGA: Full Day School Diterapkan Januari 2024
Apa bila daerah lain hanya memiliki paling banyak 4 dokter hewan. Namun tetap saja kurang jika diinginkan satu Kecamatan satu doter hewan.
“Memang dokter hewan kita sudah banyak, tapi karena bentang jarak yang sangat memakan waktu memang idealnya satu Kecamatan satu dokter hewan,” ujarnya.
BACA JUGA:Bawaslu Perdana Terima Laporan Pemasangan APKBACA
Lanjutnya, dengan lokasi tugas 15 kecamatan yang jarak tempuhnya cukup jauh, tidak jarang terjadi keluhan dari masyarakat yang tidak bisa ditanggapi langsung oleh dokter yang ditugaskan tepat waktu.
Beberapa tahun terakhir ini juga peningkatan masyarakat yang berternak hewan seperti kambing, sapi dan kerbau semakin bertambah, dan juga pola beternak sebagaian besar masyarakat ini tidak mengandang ternaknya tentu akan meningkatkan kerawanan terserang penyakit, menjadi tantangan bagi dokter hewan yang bertugas.