Warga Gaza Terancam Musim Dingin, Menlu Retno Desak Perbaikan Faskes

DUKUNG: Aksi dukung Palestina oleh warga Indonesia. Bukan hanya turun ke jalan, aksi dukungan ini juga meluas hingga ke media sosial.--istimewa

GAZA CITY, KORANRB.ID – PBB makin resah dengan operasi militer yang terjadi di Gaza, Palestina. Hal tersebut karena ancaman yang dihadapi 1,9 juta warga terlantar di wilayah tersebut bertambah. Bukan hanya bom, peluru, dan krisis makanan, mereka kini juga dihadapkan dengan bahaya cuaca musim dingin.

Kemarin (11/12), duta besar dari anggota Dewan Keamanan (DK) PBB mendarat di Mesir. Mereka datang untuk mengunjungi Kota Rafah, titik penyeberangan antara Mesir dan Palestina. Kelompok tersebut termasuk utusan dari Rusia dan Britania Raya.

BACA JUGA:Donasi untuk Palestina Terkumpul Rp30 Juta

Mereka khusus datang atas undangan dari Uni Emirat Arab (UEA) dan Mesir untuk melihat betapa pentingnya resolusi yang diveto AS pekan lalu.

’’Tidak ada pembenaran dalam memalingkan muka terhadap penderitaan yang dialami warga Palestina di Gaza,’’’ ujar pejabat kementerian luar negeri Mesir menurut Agence France-Presse.

BACA JUGA:Ada Upaya Pembungkaman di Media Sosial, Spanyol Serukan Perdamaian di Palestina

Ironisnya, AS tak mengirimkan utusannya untuk kunjungan kali ini. Begitu juga pemerintah Prancis. Lana Nusseibeh, duta besar UEA untuk DK PBB, menegaskan bahwa upaya ini untuk memberi pemahaman terhadap DK PBB mengenai warga Gaza.

Bukan hanya luka dan penderitaan, namun juga harapan dan mimpi mereka.

BACA JUGA:Serukan Resolusi untuk Hentikan Perang di Palestina

Mereka bakal melihat jalur imigrasi serta Rumah Sakit El Arish, fasilitas kesehatan Mesir yang merawat pengungsi Gaza. Israel masih menggunakan alibi serangan Hamas 7 Oktober lalu untuk terus menyerang Gaza. Aksi yang menewaskan 1.200 orang itu disebut titik kesabaran terakhir PM Israel Benjamin Netanyahu terhadap Hamas.

Dua bulan kemudian, Hamas melaporkan bahwa tentara Israel sudah membunuh sekitar 18 ribu warga Gaza. Sebagian besar perempuan dan anak-anak. PBB sendiri sudah melaporkan bahwa sebanyak 1,9 juta dari 2,4 juta penduduk Gaza sudah terasingkan di wilayah mereka sendiri. 

BACA JUGA:Hoaks Sudutkan Hamas, 12 Ribu Lebih Warga Palestina Tewas

Kondisi Gaza makin memprihatinkan. Dari 36 RS di Gaza, hanya 14 yang masih bisa memaksakan beroperasi. Belum lagi, kelangkaan makanan, minuman, bahan bakar, dan obat. Yang makin membuat publik global panik, musim dingin sudah mulai tiba di Gaza. 

‘’Ya Tuhan, sudah musim dingin. Kalau orang tak mati karena bom, mereka akan mati di jalanan kedinginan,’’ ujar Hanin Wishah, project manager Action Aid yang sedang berada di Rafah, kepada The Guardian. Pria tersebut terlantar setelah RS Al-Awda di Gaza utara, tempatnya bekerja, diserang Israel.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan