Petani Selagan Raya Kembali Keluhkan Pasokan Air Irigasi

SAWAH: Menjadi lahan yang dimanfaatkan masyarakat untuk menghasilkan beras. FIRMANSYAH/RB--

KORANRB.ID – Kesulitan mendapatkan pasokan air ke lahan persawahan kembali dirasakan oleh petani di Kecamatan Selagan Raya. 

Sehingga petani harus mengeluarkan biaya produksi tambahan dalam menanam padi. 

Saat ini sudah memasuki 18 hari tanaman padi baru dipindahkan ke petak tanam. 

Hal ini disampaikan Sumarlan warga Desa Sungai Ipuh Kecamatan Selagan Raya.

Ia mengaku banyaknya lahan persawahan di Kecamatan Selagan Raya kesulitan mendapatkan pasokan air dan sudah berlangsung lama bukan menjadi cerita baru lagi. 

BACA JUGA:Update Terbaru Calon Jemaah Haji di Mukomuko, Daftar Haji 2025 Berangkat 2052

BACA JUGA:Menu MBG Siswa di Mukomuko saat Ramadan Tuai Kritik, Kepala SPPG: Penyesuaian, Makanan yang Dibagikan Tahan

Karena tidak ada perbaikan dan pengerukan sedimentasi pada saluran irigasi.

“Kalau kesulitan akan pasokan air ini sudah sering kami rasakan, untuk di Desa Sungai Ipuh ini kurang lebih ada 15 hektare sawah yang baru turun tanam, tapi kekurangan air sehingga harus menggunakan mesin pompa,” katanya.

Sumarlan menambahkan, khusus di desa Sungai Ipuh ini ada 15 hektare lahan yang terdampak kesulitan air. 

Sehingga setiap hari minimal petani harus mengeluarkan Rp70 ribu untuk membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk mengoperasikan mesin sedot air. 

BACA JUGA:Dewan Minta Pemerintah Buka Akses Internet Seluruh Bengkulu Utara

BACA JUGA:Tenaga Non ASN Dirumahkan, Dewan Bengkulu Utara Minta Pastikan Tidak Ada Kekurangan Guru

Tentu ini menjadi biaya tambahan dalam produksi yang sangat besar jika selama satu bulan harus dilakukan pengambilan air menggunakan mesin. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan