IKM Tenun Dibimbing Gunakan Pewarna Alam, Tingkatkan Daya Saing IKM Dalam Negeri

BIMTEK: Bimbingan teknis IKM Tenun dengan instruktur dari Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik.-foto: kemenperin.go.id/koranrb.id-

KORANRB.ID - Kementerian Perindustrian semakin gencar meningkatkan daya saing industri kecil dan menengah (IKM) dalam negeri, termasuk pada pelaku IKM wastra atau kain tradisional. Upaya peningkatan daya saing ini antara lain terkait kualitas produk, kapasitas pemilik usaha, kemampuan perajin, serta mendorong untuk penerapan industri ramah lingkungan.

“Di antara komoditas produk wastra adalah kain tenun, yang juga merupakan salah satu komoditas unggulan budaya Indonesia. Selain itu, sebagai bagian dari industri tekstil, komoditas kain tenun memiliki kontribusi besar dalam perekonomian nasional,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Reni Yanita dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis, 20 Maret 2025 dilansir dari laman kemenperin.go.id.

Kemeperin mencatat, potensi industri tekstil di Indonesia didukung dengan jumlah produsen kain skala kecil yang melebihi dari 300 ribu unit usaha, dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 450 ribu orang. 

“Kain tenun sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia juga memiliki peluang pasar yang besar, sebagaimana ditunjukkan oleh nilai ekspor kain tenun ikat pada tahun 2024 yang mencapai nilai USD701,6 juta,” ungkap Reni.

Reni menyatakan, kain tenun merupakan produk budaya Indonesia yang terkenal akan keindahannya sampai mancanegara dan mampu membawa dampak ekonomi secara substantif. 

BACA JUGA:Wali Kota Dedy Dukung Penuh Kemajuan Travel Bengkulu Syiar Haramain

BACA JUGA:Konflik SUTT PT. TLB, Warga Padang Kuas Seluma Minta Dimediasi

“Karena itu perlu terus kita lestarikan dan kembangkan industrinya bersama seluruh stakeholder terkait,” ujarnya.

Reni mengemukakan, pelaku industri kain tenun kerap mengalami tantangan dalam upaya peningkatan kualitas dan inovasi produknya, misalnya keterbatasan terhadap sumber daya seperti bahan pewarna.

“Sehingga Ditjen IKMA kini terus mendorong pelaku IKM tenun agar beralih menggunakan pewarna alam,” jelas Reni.

Bahan pewarna alam tidak hanya sesuai dengan prinsip industri hijau karena ramah lingkungan, tetapi ketersediaannya juga melimpah karena dapat ditemui di alam sekitar sehingga cocok untuk digunakan oleh pelaku IKM.

“Kekayaan alam Indonesia banyak yang dapat dijadikan bahan pewarna alam, misalnya kunyit, kayu nangka, daun mangga, jambu biji, dan lain-lain, jadi sudah sewajarnya kita manfaatkan. Tenun sebagai kekayaan budaya Indonesia, diwarnai dengan bahan dari kekayaan alam Indonesia,” tuturnya.

BACA JUGA:Musrenbang Kabupaten Kaur, 5 Program Jadi Prioritas Pembangunan 2026

BACA JUGA:TMMD Ke-123 di Benteng Rampung, Danrem 041/Gamas Pimpin Upacara Penutupan, Berharap Pembangunan Dilanjutkan

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan