Padang Gading Usul Penangkaran Buaya

Ist/RB SARANG BUAYA: Di tepian Sungai Hitam Desa Pagar Gading ini merupakan habitat buaya.--

MUKOMUKO, KORANRB.ID – Melihat potensi satwa buaya Air Tawar di daerahnya, Pemdes Padang Gading Kecamatan Sungai Rumbai mengusulkan dilakukan penangkaran hewan ampibi itu. Pengembangan usaha penakaran buaya menggunakan Dana Desa (DD) tahun 2024. 

Usulan tersebut telah disampaikan ke Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal Transmigrasi (Kemendes PDTT). Diakui Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Mukomuko Jodi S.Pd.

BACA JUGA: Data Warga Miskin Versi Daerah dan Pusat Berbeda

Dimana nantinya penangkaran tersebut akan membantu mengkonservasi buaya air tawar di wilayah tersebut. Selain itu juga penangkaran tersebut dapat menjadi destinasi wisata yang mendatangkan pengunjung.

"Tentunya kami sangat mendukung jika desa bisa memanfaatkan potensi yang dimiliki. Diharapkan dapat menambah pendapatan bagi desa,’’ kata Jodi.

Tidak menutup kemungkinan penangkaran buaya bisa menghasilkan produk bahan mentah (kulit) untuk pembuatan asesoris yang memiliki nilai jual tinggi dan banyak diminati pasar. Maka dari itu Pemdes Padang Gading diharapkan dapat benar-benar mengkonsep penangkaran seperti apa yang diinginkan.

"Kulit Buaya ini memiliki potensi menjadi bahan baku pembuatan tas, sepatu, dompet dan lain-lain. Namun desa harus tau dulu penangkaran seperti apa yang akan mereka bikin. Jangan sampai nanti menyalahi aturan,"terangnya.

BACA JUGA: Dugaan Kelebihan Bayar TPP Rp 6,5 M Belum Terjawab

Sementara itu Kepala Desa Padang Gading, Kecamatan Sungai Rumbai Pujianto mengatakan, usulan penangkaran Buaya ini, karena di Sungai Air Hitam memiliki potensi Buaya yang masih banyak jumlahnya. Sungai Air Hitam ini sebenarnya berbatasan dengan sejumlah desa, termasuk Desa Padang Gading.

Berdasarkan hasil koordinasi dengan ke pihak kementrian. Pemdes diminta studi banding terlebih dahulu ke wilayah yang sudah ada penangkaran Buaya.

"Atas usulan kami beberapa waktu yang lalu. Kami diminta melakukan studi banding terlebih dahulu agar tau seperti apa penangkaran yang dimaksud. Yang kemungkinan akan kami laksanakan diawal tahun 2024. Sebab sesuai rencana progres pembuatan penangkaran ditahun depan berjakan,"sampainya.

BACA JUGA: Gedung Rp 20 Miliar Mangkrak, Proyek PA Naik Penyidikan

Ia mengatakan, tujuan adanya penangkaran Buaya, selain dapat menarik kunjungan wisatawan. Buaya juga akan diolah kulitnya untuk komoditas ekspor. Sebab selama ini keberadaan buaya di sungai yang berbatasan dengan desa ini membuat warga merasa resah karena jumlah yang memang masih banyak.

"Buaya ini luar biasa banyaknya. Apalagi kalau muaranya tertutup. Bahkan banyak juga yang menjadi korban, ketika mancing langsung disambar Buaya. Pokoknya kalau mau melihat buaya secara langsung sekitar pukul 9.00 Wib hingga 10.00 WIB,”tandasnya.(pir)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan