Melihat Suku Laut, Salah Satu Suku Asli di Kepulauan Riau hingga Tradisi Uniknya
KEPULAUAN RIAU: Kepulauan Riau merupakan nama kepulauan yang pada saat ini menjadi wilayah provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Tangkapan layar google maps/ koranrb.id--
Adapun suku-suku di Kepulauan Riau, dimana suku-suku yang terdapat di Kepri berasal dari kelompok-kelompok kecil, mereka membuat komunitas serta menyebut kelompok mereka sebagai kesukuan.
Ada beberapa suku-suku asli yang mendiami provinsi Kepulauan Riau di antaranya adalah: Suku Mapor, Suku Barok, Suku Mantang, Suku Galang, Suku Tambus, Suku Akit, dimana suku tersebut dikategorikan sebagai suku yang kecil.
Namun demikian, dengan adanya persamaan, suku-suku ini disatukan dalam kelompok suku dengan nama besar yaitu Suku Orang Laut.
Adapun Suku Orang Laut merupakan penamaan untuk beberapa suku yang ada di Kepulauan Riau yang cenderung memiliki kesamaan.
BACA JUGA:Kenali 2 Suku di Provinsi Lampung Ini, Sejarah hingga Kebiasaan Adatnya
Penyebutan Suku Laut terhadap suku-suku ini dikarenakan kelompok suku ini banyak menghabiskan waktunya untuk hidup serta beraktivitas di Laut.
Dimana kebiasaan masyarakat suku menghabiskan hidupnya di laut dan tentunya berangkat dari kondisi lingkungan di Kepulauan Riau yang sebagian besar luasnya wilayahnya merupakan lautan.
Suku Orang Laut tersebut, banyak ditemukan serta bermukim di daerah Batam. Hal ini dikarenakan Batam mempunyai luas laut yang lebih besar daripada daratannya.
Luas wilayah Batam mencapai kurang lebih 1.647,83 km. dimana dari luas tersebut, 1.035,30 km di antaranya merupakan lautan, sedangkan sisanya adalah daratan.
Selain hal tersebut, Batam juga mempunyai pulau-pulau kecil yang masih jarang dihuni oleh orang-orang.
BACA JUGA:10 Suku Yang Ada di Sumatera Selatan, Sejarah, Bahasa Hingga Adat Istiadatnya
Dikutip dari berbagai sumber, dimana tercatat ada sekitar 186 pulau-pulau kecil di Batam, 106 dari pulau-pulau tersebut masih kosong di tahun 2016.
Suku Laut diperkirakan, telah ada di Kepulauan Riau sejak abad ketiga Masehi atau sekitar pada 231 Masehi.
Pada masa itu, Suku Laut dapat dikatakan sebagai masyarakat yang kurang bisa berinteraksi dengan orang-orang luar dari sukunya.
Dimana ketidaknyamanan dalam berinteraksi dengan orang-orang luar inilah, yang membuat suku tersebut sering hidup berpindah-pindah dari pulau satu ke pulau yang lainnya.