Mitos Bendungan Kokoh Karena Tumbal Manusia, Berikut Kisahnya

BENDUNGAN: Salah satu mitos mengatakan, untuk membangun sebuah bendungan ataupun jembatan supaya berhasil, membutuhkan tumbal manusia yang dijadikan sebagai pondasi. (Ilustrasi frans/bing image creator al/ koranrb.id)--

Namun demikian ada juga peneliti yang meyakini, bakwa manusia yang ditanam tersebut dalam keadaan tidak sadarkan diri.

BACA JUGA:Fakta Menarik Suku Buton, Punya Mata Biru yang Menawan Serta Benteng Terluas di Dunia

Di Indonesia juga ada kisah yang tidak kalah mengerikan, ksah ini terjadi sekitar tahun 70 an, dimana kepala anak-anak dipakai untuk tumbal jembatan.

Adapun cerita yang mencekam ini telah berkembang luas di Jawa Tengah dan Jawa Timur kisaran tahun 70-90 an.

BACA JUGA:Suku Mandar, Sejarah, Budaya Hingga Keunggulannya di Lautan

Cerita tersebut hingga saat ini masih bertahan, khususnya di daerah Kediri dan sekitarnya, sebagian warga bahkan mempercayai kejadian tersebut.

Tidak diketahui secara pasti dari mana informasi mengenai tumbal tersebut, hal ini dikarenakan kebanyakan orang tua di Kediri dan sekitarnya tiba-tiba menakuti anak-anak mereka dengan cerita penculikan anak kecil.

BACA JUGA:Tradisi Adu Kerbau Suku Toraja, Ikon Pariwisata Indonesia

Dimana setiap anak-anak diberitahu untuk tidak bermain terlalu jauh dari rumah, setiap mereka pulang sekolah diminta untuk langsung pulang ke rumah.

Selain itu, diberitahukan juga kepada anak-anak supaya pulang sekolah untuk berjalan bersama-sama dan jangan sampai berjalan sendiri-sendiri.

BACA JUGA:Suku Bugis, Karya Sastra Terpanjang di Dunia, Dikenal Taat Beribadah dan Tradisi Merantau

Karena situasi yang sepi akan memudahkan para penculik untuk melancarkan aksinya, dimana para penculik tersebut digambarkan sebagai orang yang berkelompok dengan mengendarai mobil jenis jeep, dan van.

Dikutip dari berbagai sumber, kelompok para penculik tersebut diberi nama Duyung dan mempunyai simbol gunting dan golok.

BACA JUGA:Menilik 10 Suku di Pulau Sulawesi, Salah Satunya Suku Buton, Begini Sejarah dan Adat Uniknya

Adapun kelompok penculik anak-anak tersebut beroperasi di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, sekitar akhir tahun 1970 an, hal tersebut bersamaan dengan di bangunnya sebuah proyek besar yang ada di Jawa Tengah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan