Sejarah dan Tradisi Suku Asmat, Punya Seni Mengukir yang Handal

ASMAT: Suku Asmat adalah salah satu suku yang ada di Papua Selatan. (Tangkapan layar google maps/ koranrb.id)--

Setelah sehat, kemudian sang dewa memilih tinggal diwilayah tersebut, lalu membangun rumah serta mengukir dua buah patung, kemudian ia membuat sebuah genderang untuk mengiringinya menari.

Dalam tariannya sungguh menakjubkan, sehingga mengakibatkan kejadian yang luar biasa, dimana kedua patung tersebut menjadi hidup dan mengikuti gerakan tarian sang dewa.

BACA JUGA:Suku Makassar, Sejarah, Kebudayaan, Adat Istiadat Beserta Keunikannya

Patung yang dibuat oleh dewa Fumeripitsy tersebut, konon katanya merupakan manusia pertama dan merupakan nenek moyang suku Asmat.

Dikutip dari berbagai sumber, dimana nama Asmat sudah dikenal sejak tahun 1904, hal ini tercatat pada tahun 1771 ada sebuah kapal yang dinahkodai James Cook mendarat di sebuah teluk di daerah Asmat.

BACA JUGA:Suku Minahasa, Punya Sistem Pemimpin yang Terkuat serta Tradisi Unik

Suku ini terbagi menjadi dua kelompok, ada kelompok yang tinggal di pesisir pantai dan ada kelompok yang tinggal di wilayah pedalaman.

Adanya perbedaan lokasi tempat tinggal, membuat perbedaan dari segi pola hidup, cara berfikir, struktur sosial serta kegiatan kesehariannya.

BACA JUGA:Fakta Menarik Suku Buton, Punya Mata Biru yang Menawan Serta Benteng Terluas di Dunia

Salah satu contoh dari perbedaannya adalah dari segi kehidupan sehari-hari, dimana suku yang tinggal di pedalaman bekerja sebagai pemburu dan petani, sedangkan suku yang tinggal di pesisir lebih memilih menjadi nelayan. Tanaman sagu banyak tersebar di hutan papua, hal inilah yang menjadikan sagu sebagai bahan makanan pokok dari suku ini.

BACA JUGA:Suku Mandar, Sejarah, Budaya Hingga Keunggulannya di Lautan

Pohon sagu tidak hanya dijadikan bahan makanan pokok saja, tetapi pakaian dari suku ini juga di ambil dari pohon ini, dimana rok rumbai dan pummi digunakan sebagai penutup kemaluan, dilengkapi dengan aksesoris kalung dan penutup kepala berhias bulu burung.

Esse adalah nama tas dari suku Asmat, adapun kegunaan dari tas ini adalah untuk membawa barang sekaligus sebagai aksesoris. Rata-rata kaum pria suku Asmat memiliki tinggi sekitar 172 cm, sedangkan kaum wanitanya mempunyai tinggi rata-rata 160 cm.

BACA JUGA:Tradisi Adu Kerbau Suku Toraja, Ikon Pariwisata Indonesia

Oleh karena suku ini masih keturunan Ras Polynesia, maka mereka mempunyai rambut yang keriting dan umumnya berkulit hitam. Beberapa tradisi dan kebudayaan dari suku Asmat adalah sebagai berikut:

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan