Apindo: Diversifikasi Produk Manufaktur Guna Genjot Ekspor

Agus Gumiwang Kartasasmita--

KORANRB.ID – Kinerja manufaktur pada Desember menunjukkan perlambatan berdasar data Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI) kuartal IV 2023. Namun, realisasi ekspornya selama Januari–Desember 2023 melampaui target yang ditetapkan.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, industri pengolahan nonmigas masih konsisten memberi kontribusi yang dominan terhadap capaian nasional. Pada 2023 sektor manufaktur mencapai USD 186,98 miliar atau menyumbang 72,24 persen dari total nilai ekspor nasional sebesar USD 258,82 miliar.

’’Di tengah kondisi dunia yang sedang tidak stabil, industri kita tetap agresif untuk memperluas pasar ekspornya. Ini menandakan bahwa produk manufaktur kita telah berdaya saing sehingga diakui dunia,’’ ujar Agus di Jakarta, Kamis, 18 Januari 2024.

BACA JUGA:2023 Tumbuh Positif, Target di Tahun 2024 Lebih Baik Lagi

Menperin menegaskan, realisasi ekspor manufaktur 2023 melampaui target yang ditetapkan, yakni USD 186,40 miliar. ’’Tahun ini kami menargetkan USD 193,4 miliar. Kami optimistis bisa tercapai,’’ ungkapnya.

Di sisi lain, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani memberi catatan bahwa selain hilirisasi, pemerintah perlu menciptakan ekosistem industri manufaktur yang berorientasi ekspor. Tujuannya agar produk lokal dapat diekspor menjadi lebih banyak atau terdiversifikasi.

’’Diversifikasi produk manufaktur penting untuk menambah peluang pemulihan demand global, apabila suatu produk melemah. Dengan begitu, kinerja industri itu bisa dikompensasi oleh demand produk lainnya,’’ ujarnya.

BACA JUGA:BPBD Siaga Potensi Cuaca Buruk Akibat Siklon Anggrek

Shinta tak menampik, hilirisasi dibutuhkan untuk meningkatkan nilai tambah produk. Apalagi, struktur ekspor sepanjang 2023 masih didominasi komoditas, bukan produk manufaktur. 

’’Bahkan 40–50 persen ekspor nasional tiap tahunnya merupakan penerimaan ekspor dari tiga komoditas saja. Yakni, batu bara, CPO, serta besi dan baja. Karena itu, kita sulit menciptakan stabilitas kinerja ekspor,’’ tambahnya.(**)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan