Sejarah Tahun Baru Imlek, Berawal dari Hewan Pemangsa Manusia

Warga etnis Tionghoa sedang beribadah menyambut tahun baru imlek di Kampung Cina Kota Bengkulu tahun 2023 lalu. (foto: KORANRB.ID)--

KORANRB.ID – Tidak lama lagi masyarakat umat Khonghucu akan memperingati perayaan musim semi di China atau Tahun Baru Imlek yang jatuh pada tanggal 10 Februari 2024. 

Sio Tahun ini, masyarakat Tionghoa sudah menetapkan sebagai Tahun Naga Kayu. Artinya tahun ini memiliki keistimewaan tersendiri khususnya di  bidang bisnis.

Di Indonesia, hari raya Imlek ditetapkan sebagai hari libur nasional. Biasanya akan banyak kalimat atau ucapan gong xi fa cai di beberapa lokasi. 

Gong xi fa cai bermakna juga selamat tahun baru semoga sukses dan makmur.

Selain itu setiap perayaan Imlek tak lepas dari yang namanya tradisi hongbao atau angpao berupa uang yang dimasukkan dalam amplop merah. 

BACA JUGA:978 Tuna Netra Nyoblos dapat Perlakuan Khusus

Lalu tahukah kamu sejarah Imlek? Festival Musim Semi di China atau Tahun baru Imlek adalah tradisi yang cukup penting bagi warga etnis Tionghoa di seluruh dunia trermasuk Indonesia. 

Tradisi ini sudah berlangsung secara turun temurun hingga sekarang. Diyakini asal usul Tahun Baru Imlek ini sudah ada sekitar 3.500 tahun yang lalu.

Tahun Baru Imlek tak lepas dari cerita penuh mitos. Diantaranya yang paling terkenal dan populer adalah Cerita Mitos Hewan Nian.

Seorang pengajar Bahasa China yang mengajar di Confucius Institute for Scotland, University of Edinburgh, Wang Qixia menuliskan, bahwa Hewan Nian adalah makhluk buas.

BACA JUGA:Tertibkan APK “Bandel” ! 29 Januari Paling Lambat

Bentuknya  mirip Singa dan ada tanduk runcing di kepalanya dan cerita ini sudah berlangsung dari zaman peradaban China kuno. Disebutkan juga Hewan Nian hidup di dasar laut.

Hewan ini akan muncul ke pesisir pantai di hari terakhir setiap tahun penanggalan China. Ia keluar  untuk memangsa hewan ternak ataupun manusia. 

Agar tidak menjadi santapan Hewan Nian, orang-orang akan makan lebih dini, mengunci kandang ternak rapat-rapat, selanjutnya pergi mengungsi ke pegunungan yang jauh.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan