Minggu-Minggu Rawan Politik Uang, Saran Sebaiknya Bansos Tunai

Ilustrasi. Pembagian bansos menjelang pemungutan suara pemilu yang rawan politik kepentingan untuk mendongkrak perolehan suara pihak tertentu. Foto: jabarekspres--

BENGKULU,KORANRB.ID - Pelaksaan pemungutan suara (pencoblosan) Pemilu 2024 pada 14 Februari, tinggal menghitung hari. Sisa beberapa hari ini, terbilang minggu-minggu rawan dari praktik money politic (MP).

Datang dari kelompok atau gelongan tertentu maupun individu yang menjadi kontestan Pemilu 2024, dalam upaya mendulang suara untuk meloloskan sebagai pemenang.

Salah satu yang saat ini menjadi sorotan dan terus menggelinding soal dugaan penggunaan anggaran negara untuk memobilisasi bantuan sosial (bansos).

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron sebagaimana dilansir sejumlah media massa sependapat bahwa sepekan menjelang coblosan adalah minggu-minggu rawan. Terkait bansos dia menyarankan dalam bentuk bansos tunai.

BACA JUGA:6 Manfaat Buah Nanas dan 6 Cara yang Baik Mengonsumsinya Untuk Kesehatan

BACA JUGA:Masih Bingung Pilih Calon Presiden 2024, Berikut 3 Biografinya

KPK menyarankan agar seluruh bansos yang berikan harus tetap sasaran. Sesuai dengan nama dan alamat penerima yang datanya sudah diupdate oleh pemerintah. 

"Kami menyarankan agar bansos berbentuk tunai. Bukan natura," ujar Ghufron. Dengan skema pencarian lewat kantor pos langsung kepada penerima. Atau bisa langsung ditransfer ke penerima bansos.


Ilustrasi. Pembagian bansos sebaiknya dalam bentuk tunai. Foto: palembangekspres--

Cara terakhir ini menurutnya lebih mudah untuk mengawal tepat tidaknya bansos diberikan kepada mereka yang berhak. 

Karena biasanya, nomor rekening itu langsung tergabung atau menyesuaikan dengan NIK di KTP. 

Ghurfon menyebut, bansos dalam bentuk natura atau barang memiliki risiko. Khususnya dalam segi biaya distribusinya. Yang kadang bisa membengkak dan menjadi celah korupsi. 

Pola distrubusi dan pengunaan anggaran dalam skema bansos terus dalam pengawasan KPK. Termasuk pengadaan barang dan jasa berkaitan dengan penyelenggaraan pemilu. 

Dengan potensi kerawanan makin tinggi menjelang pencoblosan pemilu, Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK Wawan Wardiana mengingatkan, praktik politik uang tak hanya terjadi H-1 pencoblosan atau sebelum orang berangkat memilih.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan