Usia Kakak Adik Terlalu Dekat, Benarkah Rawan Sibling Rivalry?
USIA: Umur M Alfa Rizqi Rajendra Wahyudi dengan adiknya Azlan Revindra Putra Wahyudi hanya terpaut 2 tahun.--ARIE/RB
BACA JUGA:Sambut Ramadhan, Ribuan Umat Islam Kaur Pawai Taaruf
Jika keterikatan ini terbentuk dengan baik, anak cenderung mengalami perkembangan psikologis yang lebih positif di masa depan.
Karena itu, jika seorang anak memiliki adik sebelum usia tiga tahun, proses pembentukan keterikatan emosional dapat terganggu.
Ketika mencapai usia empat tahun, anak-anak cenderung lebih mandiri dan mulai berinteraksi dengan teman sebayanya.
Namun, disarankan agar jarak usia antara kakak dan adik tidak terlalu jauh agar proses ini tetap berjalan dengan baik.
BACA JUGA:Pemkab Mukomuko Usulkan 1.000 Kuota CASN
M. Alfa Rizki Rejendra Wahyudi (7) dan Azlan Revindra Putra Wahyudi (5) merupakan contoh kakak dan adik yang terpaut usia hanya 2 tahun.
Putra kedua dan ketiga pasangan Didik Setyo Wahyudi dan Yunita Susanti ini tampak sangat akrab dalam kehidupan kesehariannya.
Meskipun Yunita tidak menampik pada momen tertentu diantaranya kerap bertengkar lantaran merasa ada yang dilebihkan dan ada yang diabaikan, meskipun pada dasarnya tidak demikian.
“Ya, namanya kakak adik, kadang akrab sekali, kadang justru bikin heboh rumah karena keduanya berselisih,” ungkap Yunita.
BACA JUGA:Marhaban Ya Ramadan, Senin Gubernur Bengkulu Mulai Puasa, 3 Kepala Daerah Tunggu Pemerintah
Yunita mengakui, salah satu langkah ia dan pasangannya mencegah kemungkinan terjadinya sibling rivalry antara kedua putranya tersebut, yakni sepenuhnya meluangkan waktu bersama anak saat berada di rumah.
Karena menurutnya sibling rivalry bisa terjadi ketika anak kurang mendapatkan perhatian dari orang tua.
“Dari yang kami tahu, bahwa sibling rivalry lebih sering terjadi pada saudara dengan jenis kelamin yang sama. Ini disebabkan oleh kesamaan minat dan tingkat energi yang lebih seimbang antara anak-anak dengan jenis kelamin yang sama,” jelas Yunita.
Menurut Yunita, konflik antara saudara dapat diminimalisir melalui pengelolaan emosi yang efektif.