Integrasi Industri Aluminium dari Hulu Hingga Hilir, Program Hilirisasi Pertambangan dan Mineral Dalam Negeri
HILIRISASI: Presiden Joko Widodo didampingi Menteri BUMN Erick Thohir (paling kanan) dan Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso (dua dari kiri) meninjau lokasi pembangunan SGAR Phase 1 di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.-foto: jpg/koranrb.id-
Kemudian, full capacity akan di awal 2025," tuturnya.
Jokowi menegaskan bahwa SAGR Mempawah merupakan bagian dari pekerjaan besar Indonesia dalam merealisasikan hilirisasi.
Pekerjaan besar lain adalah memastikan semua ekosistem terhubung dan terintegrasi.
"Hasil dari SAGR Mempawah ini disiapkan juga untuk EV baterai. Nanti tembaganya yang di Gresik dan NTT yang selesai pada Mei 2024," urainya.
Presiden menambahkan, jika semua itu jadi dan saling terintegrasi semua komponen di EV semuanya dibuat di dalam negeri. " Goal-nya kesana," ucapnya.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, SGAR di Mempawah tersebut telah mendukung terciptanya integrasi industri aluminium dari hulu hingga hilir.
SGAR dilengkapi oleh penghubungan rantai pasokan antara mineral bijih bauksit dari Antam dengan pabrik peleburan aluminium di Inalum.
“Pembangunan smelter ini memberikan dampak positif secara sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar salah satunya dengan penyerapan lebih dari dua ribu lapangan pekerjaan,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Hendi menyampaikan bahwa nilai investasi PSN itu mencapai USD 831 juta atau sekitar Rp 12,5 triliun.
Proyek SGAR Phase 1 ini ditargetkan memproduksi sekitar 1 juta ton alumina per tahun dengan bahan baku 3,3 juta ton bauksit per tahun.
Sebagian besar produk alumina dari SGAR phase 1 akan dijadikan bahan baku utama untuk smelter aluminium Inalum yang berada di Kuala Tanjung, Sumatera Utara, dengan kapasitas 275 ribu ton per tahun.
Alumina merupakan bahan utama pembuatan aluminium primer seperti ingot, alloy, billet, bar, keramik, dan produk harian lainnya.(agf/dio)