Indonesia dan Vietnam Perkuat Kemitraan Ekonomi Sektor Strategis Melalui Penguasan Teknologi Mutakhir
MITRA: Pertemuan antara Deputi Menteri Luar Negeri Vietnam, Nguyen Minh Hang dengan Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Edi Prio Pambudi di Nha Trang, Kota Pesisir Provinsi Khanh Noa, Vietnam, akhir pekan lalu.-foto: ekon.go.id-
“Sejak lama kami ingin membentuk sebuah forum kemitraan ekonomi strategis dengan Vietnam,” ungkapnya.
Edi juga menjelaskan telah menyerahkan konsep perjanjian kemitraan melalui jalur diplomatik dan berharap dapat segera disepakati.
Perjanjian tersebut nantinya akan menjadi payung untuk mewadahi kerjasama ekonomi strategis dengan keluaran kongkrit, khususnya manfaat bagi para enjiner dan talenta digital untuk bersama-sama menguasai teknologi maju.
Indonesia dan Vietnam sudah bermitra dalam beberapa forum selain ASEAN, seperti IPEF dan RCEP perlu memperkuat integrasi ekonomi di ASEAN.
Edi juga meminta bantuan Vietnam sebagai anggota Great Mekong Sub-region (GMS), yang menjadi wadah kerja sama sub-regional ASEAN di wilayah ASEAN kontinen, untuk berkomunikasi dengan mitra GMS lainnya.
Indonesia berharap segera dilakukan dialog bersama yang lebih intensif antar GMS dengan forum sub-regional ASEAN lainnya, yakni Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT), Brunei-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA).
Dialog ketiga forum sub-regional ASEAN tersebut diperlukan untuk konsolidasi pembangunan yang mempercepat integrasi ekonomi dan memperkuat ASEAN Centrality.
BACA JUGA:Wow! 8 Game Ini Penghasil Saldo DANA Terbaik 2024, dapat Uang Rp10 Juta, Bisa Untuk Mudik Lebaran
Inisiatif integrasi ketiga forum atau disingkat dengan B-I-G ASEAN bercita-cita untuk membangun konektivitas kawasan ASEAN Kontinen dengan Kepulauan yang memiliki keunggulan geografis, Selat Malaka, dan Selat Kalimantan-Sulawesi sebagai jalur pelayaran penting.
Duta Besar RI di Hanoi Denny Abdi yang turut hadir dalam pertemuan tersebut juga menegaskan ingin segera menindaklanjuti kunjungan kerja Presiden RI Joko Widodo dengan membangun kerjasama bilateral yang semakin kuat.
Denny setuju untuk membentuk forum dialog dan satuan tugas yang memfasilitasi peluang-peluang kerja sama kedua negara.
Denny mengatakan bahwa sebagai negara bersahabat yang merdeka melalui perjuangan di tahun 1945, keduanya bercita-cita yang sama untuk menjadi negara maju pada tahun 2045.
Kedua negara memiliki pondasi hubungan yang sangat kuat secara historis sebagai bangsa pejuang kemerdekaan, sehingga upaya penguatan kerja sama ekonomi strategis adalah keputusan yang tepat dan perlu segera diwujudkan.(rilis)