Penanganan Pendangkalan Muara Sungai Belum Maksimal
KERUK: Alat berat perusahaan tengah mengeruk muara sungai di Ipuh agar aktivitas nelayan kembali lancar.--
MUKOMUKO, HARIANRAKYATBENGKULU.CO – Dampak kemarau panjang membuat beberapa muara sungai besar di Kabupaten Mukomuko mengalami pendangkalan. Sekalipun sudah ada pengerukan, namun penanganan demikian sifatnya sementara, hasilnya tak maksimal.
Diakui Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mukomuko, Budi Antoni ST, pendangkalan muara sungai cukup meresahkan nelayan. Karena menjadikan muara sebagai pintu masuk dan keluar kapal atau perahu nelayan menuju laut lepas.
BACA JUGA: Blanko Minim, 5.649 Warga Terancam Tunda Cetak e-KTP
Adapun pendangkalan muara sungai yang telah ditangani, salah satunya muara sungai Batang Muar di Kecamatan Ipuh. Belum lama ini dilakukan pengerukan pintu muara, atas bantuan pihak swasta yang diminta kelompok nelayan dan desa setempat.
“Sekalipun demikian, pengerukan ini sifatnya penanganan sementara. Akan kembali terjadi pendangkalan. Karena itu kami (PUPR Mukomuko) tetap memasukan dalam usulan perbaikan alur muara, ke Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) Vll Bengkulu,” jelas Budi Antoni.
BACA JUGA: Awal November Penetapan Tsk RSUD Mukomuko, KN Bakal Lebih Rp 3 Miliar
Selain di Kecamatan Ipuh, beberapa waktu lalu tim PUPR Mukomuko juga melakukan pemantauan ke Kecamatan Teramang Jaya. Terdapat keluhan dari nelayan karena debit air di muara berkurang sehingga kapal mengalami kesulitan ketika akan keluar ke laut lepas.
Ada tiga desa yang mayoritas masyarakatnya sebagai nelayan. Desa Pasar Bantal, Desa Nelan Indah dan Desa Mandi Angin Jaya, Kecamatan Teramang Jaya.
‘’Tidak sedikit kapal nelayan di tiga desa itu terpaksa ditambatkan di dermaga karena tak mampu melintasi muara sungai yang dangkal," sampainya.
Berkaitan hal tersebut, pemerintah desa dan pihak kecamatan sudah diminta PUPR agar mengajukan bantuan kepada perusahaan yang beroperasi di wilayah Kecamatan Teramang Jaya yang memiliki alat berat.
BACA JUGA: Indeks Pencemaran Udara Masuk Kategori Sedang
“Hampir sebagian besar muara sungai besar di Kabupaten Mukomuko mengalami pendangkalan karena kemarau ini. Terkait upaya pengerukan, anggaran kami tidak ada. Karena itu, salah satu solusinya, pemdes dan pemerintah kecamatan meminta bantuan pihak perusahaan yang memiliki alat beratt melakukan pengerukan muara,’’ sebutnya.
Ini, lanjut Budi Antoni, sebagai pertolongan pertama. Sedangkan untuk penanganan jangka panjang, PUPR Mukomuko tetap beripaya meminta penanganaan kepada BWSS VII Bengkulu sebagai Satker Kementerian PUPR di daerah.
“Kita mengajukan proposal ke BWSS VII Bengkulu untuuk pengerukan alur masuk kapal dari sedimentasi (pendangkalan) dan membangun breakwater atau pemecah gelombang di setiap muara, secara bertahap,’’ pungkasnya.(pir)