Usai Lebaran, Harga Sawit Turun
Sub Koordinator Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu, Yuhan Syahmeri, SP, MP, mengatakan penurunan ini tidak terlalu signifikan--BELA/RB
BACA JUGA: Ramadan Berbagi, SMAN 1 Kota Bengkulu Salurkan 240 Paket Sembako
Nainya harga sawit ini, dikatakannya tentu memberikan dampak ekonomi yang baik bgi Provinsi Bengkulu.
Hal tersebut tentu akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, karena sebagian dari pendapatan petani akan diinvestasikan kembali ke dalam komunitas lokal melalui belanja barang dan jasa.
"Dengan naiknya harga sawit, ia meyakini akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat," tambahnya.
Tidak hanya itu, kenaikan harga TBS juga memberikan insentif bagi petani untuk meningkatkan kualitas buah kelapa sawit yang dihasilkan.
BACA JUGA:Pilkada Seluma: Petahana Erwin Octavian Dikelilingi Para Bintang, Ini Daftarnya
Dengan harga yang lebih tinggi, petani akan lebih termotivasi untuk menggunakan praktik pertanian yang lebih baik, seperti pemilihan varietas unggul, penggunaan pupuk yang tepat, dan teknik pemeliharaan yang lebih baik.
"Ini dapat meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit secara keseluruhan, sehingga memberikan manfaat jangka panjang bagi industri sawit dan lingkungan sekitar," ucapnya.
Meski begitu, kenaikan harga sawit ini juga akan menimbulkan tantangan tersendiri bagi pelaku usaha kelapa sawit.
Seperti pabrik pengolahan kelapa sawit dan industri yang menggunakan produk turunannya.
BACA JUGA:Open House di Balai Raya Semarak Terbuka untuk Masyarakat, Ini Pesan Gubernur Bagi Para Pemudik
"Harga yang lebih tinggi untuk bahan baku dapat mengakibatkan peningkatan biaya produksi, yang pada akhirnya dapat mengurangi daya saing produk di pasar," ujarnya.
Oleh karena itu, Johan mengatakan perlu adanya keseimbangan antara keuntungan yang diperoleh petani dengan keberlanjutan industri hilir yang bergantung pada bahan baku kelapa sawit.
"Selain itu, kenaikan harga TBS juga memperkuat posisi petani dalam negosiasi kontrak dengan perusahaan perkebunan atau pabrik pengolahan kelapa sawit," ucapnya.
Dengan harga yang lebih tinggi, petani memiliki lebih banyak kekuatan untuk menegosiasikan persyaratan kontrak yang lebih menguntungkan bagi mereka, seperti jaminan harga minimum atau pembayaran tunai atas hasil panen mereka.