Harga Cabai Melonjak hingga Rp90 Ribu Perkilo di Bengkulu Utara, Ini Penyebabnya

MELONJAK: Harga cabe di Bengkulu Utara mulai melonjak tajam. SHANDY/RB --

Ia juga menerangkan jika masyarakat di Bengkulu Utara lebih menggemari cabai lokal karena kadar airnya lebih sedikit dan lebih pedas. 

Sedangkan cabai Rejang Lebong dikenal memiliki kadar air berlebih dan sambal lebih cepat basi. 

BACA JUGA:Ramadan, Momentum Mendidik Anak Dekat dengan Ibadah

BACA JUGA:Ingin Selamat Sampai Tujuan, Catat Lokasi Rawan Jalur Mudik di Bengkulu Utara

“Sedangkan hasil panen cabai lokal juga sangat sedikit, maka harga saat ini sangat tinggi dan mungkin akan meningkat lagi,” terangnya.

Peningkatan juga terjadi pada cabai rawit maupun cabai setan yang dijual di pasar Purwodadi Arga Makmur. 

Namun kenaikan ini terjadi di seluruh Bengkulu Utara dengan harga kenaikan yang beragam. 

Ia juga meyakini meskipun harga meningkat tidak akan mengurangi permintaan cabe dari masyarakat.

Setiap tahun menjelang Idul Fitri permintaan cabai meningkat untuk memenuhi kebutuhan konsumsi saat Idul Fitri. 

“Namun memang biasanya permintaan keluarga sedikit berkurang, namun jumlah permintaan cabai akan tetap tinggi,” pungkas Ramdan.

Sementara, pantauan RB harga bahan pokok lainnya terbilang normal, meskipun ada kenaikan, tarif kenaikan tidak terlalu tinggi dan masih terjangkau oleh masyarakat. 

Harga telur dan dan beras masih terbilang stabil dan stoknya pun masih cukup tersedia di pasaran. 

Masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan telur dan beras di pasaran, bahkan untuk beras juga masih tersedia beras program Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan atau SPHP dari Bulog. 

Selain beras dan dan telur, harga daging juga masih terbilang stabil, daging yang dijual juga merupakan daging lokal yang dipastikan kualitasnya.

Sekda Bengkulu Utara Fitriansyah, S.STP, M.Si menerangkan untuk Bengkulu Utara saat ini masih swasembada daging. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan