Hingga Mei 2024 Sudah Terjadi 29 Kasus GHPR di Kaur!
Sampaikan: Kepala Bidang P2P menyampaikan jumlah kasus GHPR. (RUSMANAFRIZAL/RB)--
BINTUHAN, KORANRB.ID - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kaur hingga bulan Mei tahun 2024 mencatat sudah ada sebanyak 29 laporan kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR).
Masih sama seperti tahun 2023 yang lalu, paling banyak GHPR disebabkan oleh oleh hewan anjing.
Sub Koordinator Pencegahan Penyakit Menular (P2M) Dinkes Kabupaten Kaur Benni Siska Sari mengungkapkan paling banyak kasus terjadi di bulan April yang lalu yakni 12 kasus.
Sementara untuk kecamatan paling banyak juga masih sama seperti tahun lalu yakni Kecamatan Tanjung Kemuning.
"Hingga Mei laporan yang masih sudah ada 29 orang yang terkena GHPR," ujar Benni.
BACA JUGA:Ini Tata Cara Budidaya Jamur Tiram
Dijelaskannya, untuk semua orang yang terkena GHPR sudah mendapatkan perawatan oleh Dinkes Kaur melalui masing-masing Puskesmas.
Beruntung dalam 29 kasus ini tidak ada yang sampai merenggut korban jiwa. Hanya saja untuk stok vaksin, sampai dengan saat juga terus berkurang karena satu kali penyuntikan GHPR itu harus di lakukan secara 3 tahap.
"Untuk vaksin stok terus berkurang, kita akan ajukan lagi," ungkap Benni.
Atas kejadian ini, Benni mengimbau agar masyarakat yang mempunyai hewan peliharaan seperti anjing dan kucing agar lebih memberikan perhatian lagi.
Karena rata-rata kasus GHPR terjadi karena gigitan hewan peliharaan.
"Untuk yang punya hewan peliharaan di jaga, jangan di lepasliarkan," imbaunya.
BACA JUGA:7 Hal yang Perlu Dilakukan Agar Mengajar Tidak Membosankan
Sementara itu, di tahun 2023 ada sebanyak 75 orang terkena GHPR. Jumlah ini cukup banyak, paling banyak kasus diakibatkan oleh hewan peliharaan sendiri seperti anjing dan kucing.
Pantauan 2023 hampir dari 50 persen kejadian ini terjadi di Kecamatan Tanjung Kemuning dan Kecamatan Kaur Tengah yang masih memegang kasus GHPR tertinggi se-Kabupaten Kaur.
Bahkan, dua Kecamatan tersebut mendapat julukan Rabies Center, karena setiap tahunnya pasti ada kasus GHPR di dua kecamatan tersebut.
Banyaknya warga yang hobi berburu dan memelihara anjing masih menjadi faktor utama tingginya kasus GHPR di dua di dua kecamatan tersebut.
Beruntung meskipun kasus GHPR yang terjadi cukup tinggi tidak ada yang sampai menyebabkan kematian.
BACA JUGA:Memiliki Harga Jual Tinggi Menanam Cabai Jawa Memiliki Prospek Keuntungan Menjanjikan
Penanganan cepat di setiap Puskesmas menjadi salah satu kunci, virus rabies tidak sempat menyebar ke tubuh orang yang tergigit.
Perlu diketahui virus rabies jika sudah menyebar ke tubuh, akan sangat berbahaya bahkan tidak akan bisa ditangani lagi hanya dengan vaksin. (*)