2024 Berpotensi Tercatat Sebagai Tahun Terpanas, Ini Penyebab Global Warming hingga Upaya Mitigasi

Reporter: Abdilatul Fatwa |

Editor: Fazlul Rahman |

Jumat , 31 May 2024 - 16:53

2024 Berpotensi Tercatat Sebagai Tahun Terpanas, Ini Penyebab Global Warming hingga Upaya Mitigasi--

KORANRB.ID - Global warming merujuk pada peningkatan suhu rata-rata atmosfer bumi dan lautan secara bertahap yang diakibatkan oleh peningkatan emisi gas-gas rumah kaca.

Berikut adalah penjelasan rinci terkait global warming:

Penyebab Global Warming di antaranya:

1. Emisi Gas Rumah Kaca.

Karbon dioksida (CO2): Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam, serta dari deforestasi.

Metana (CH4): Dihasilkan dari kegiatan pertanian (terutama dari peternakan sapi), pembuangan sampah organik, dan eksplorasi bahan bakar fosil.

Nitrogen oksida (N2O): Dihasilkan dari penggunaan pupuk kimia dalam pertanian, pembakaran bahan bakar, dan proses industri.

Gas-gas rumah kaca lainnya: Chlorofluorocarbon (CFCs) dan gas-gas lain yang digunakan dalam pendingin udara dan proses industri.

2. Kemudian Deforestasi:

Penebangan hutan mengurangi jumlah pohon yang mampu menyerap CO2 dari atmosfer.

Selain itu, pembakaran hutan untuk membuka lahan juga menghasilkan CO2.

3. Penggunaan Energi:

Ketergantungan pada sumber energi fosil untuk pembangkit listrik, transportasi, dan industri menyumbang emisi besar CO2 dan gas rumah kaca lainnya.

2024 berpotensi tercatat sebagai tahun terpanas, ini penyebab global warming hingga upaya mitigasi                            koranrb.id - global warming merujuk pada peningkatan suhu rata-rata atmosfer bumi dan lautan secara bertahap yang diakibatkan oleh peningkatan emisi gas-gas rumah kaca.
berikut adalah penjelasan rinci terkait global warming:
penyebab global warming di antaranya:
1. emisi gas rumah kaca.
karbon dioksida (co2): dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam, serta dari deforestasi.
metana (ch4): dihasilkan dari kegiatan pertanian (terutama dari peternakan sapi), pembuangan sampah organik, dan eksplorasi bahan bakar fosil.
nitrogen oksida (n2o): dihasilkan dari penggunaan pupuk kimia dalam pertanian, pembakaran bahan bakar, dan proses industri.
gas-gas rumah kaca lainnya: chlorofluorocarbon (cfcs) dan gas-gas lain yang digunakan dalam pendingin udara dan proses industri.
baca juga:simak! ini fiqh kurban menurut 4 mazhab imam
2. kemudian deforestasi:
penebangan hutan mengurangi jumlah pohon yang mampu menyerap co2 dari atmosfer. 
selain itu, pembakaran hutan untuk membuka lahan juga menghasilkan co2.
3. penggunaan energi:
ketergantungan pada sumber energi fosil untuk pembangkit listrik, transportasi, dan industri menyumbang emisi besar co2 dan gas rumah kaca lainnya.
4. kegiatan pertanian:
praktik pertanian modern menghasilkan gas metana dari ternak dan proses dekomposisi bahan organik.
dampak global warming
- peningkatan suhu global:
baca juga:tidak puas dengan penegakan hukum, muncul istilah 'no viral no justice', begini penjelasannya 
rata-rata suhu permukaan bumi meningkat, yang menyebabkan perubahan pola cuaca.
- pencairan es di kutub:
es di kutub utara dan selatan serta gletser di pegunungan mulai mencair, yang berkontribusi terhadap kenaikan permukaan laut.
- kenaikan permukaan laut:
mencairnya es dan ekspansi termal air laut menyebabkan kenaikan permukaan laut, mengancam daerah pesisir dan pulau-pulau rendah.
- perubahan pola cuaca:
cuaca menjadi lebih ekstrem dan tidak terduga, termasuk peningkatan kejadian badai, banjir, dan kekeringan.
- dampak pada ekosistem:
perubahan iklim mempengaruhi habitat dan perilaku berbagai spesies, mengancam keanekaragaman hayati dan ekosistem.
baca juga:disukai berbagai kalangan, ini sejarah dan cara bermain biliar dengan benar
- dampak sosial dan ekonomi:
mengancam ketahanan pangan, meningkatkan risiko kesehatan akibat panas ekstrem dan penyakit, serta menyebabkan kerugian ekonomi akibat bencana alam.
upaya mitigasi
- pengurangan emisi gas rumah kaca:
meningkatkan efisiensi energi, beralih ke sumber energi terbarukan (seperti tenaga surya dan angin), dan mengurangi deforestasi.
- adaptasi:
mengembangkan strategi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan iklim, seperti pembangunan infrastruktur tahan iklim, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan pertanian adaptif.
- reboisasi dan afforestasi:
penanaman kembali hutan dan penghijauan lahan untuk meningkatkan penyerapan co2 dari atmosfer.
baca juga:kades diberhentikan sementara, sekdes dusun baru seluma jabat plt kades
- perjanjian internasional:
kesepakatan global seperti protokol kyoto dan perjanjian paris untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan membatasi peningkatan suhu global.
kesimpulan
global warming adalah masalah kompleks yang disebabkan oleh aktivitas manusia, terutama emisi gas rumah kaca.
dampaknya luas dan berbahaya, mengancam lingkungan, ekonomi, dan kesejahteraan manusia.
oleh karena itu, diperlukan tindakan kolektif dan segera untuk mengurangi emisi dan beradaptasi dengan perubahan iklim.
pada tahun 2024, perubahan iklim dan pemanasan global menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. 
data terbaru menunjukkan bahwa tahun ini bisa menjadi salah satu tahun terpanas yang pernah tercatat. 
januari hingga maret 2024 telah mencatat suhu permukaan global tertinggi dalam 175 tahun terakhir, dengan suhu 1,35°c di atas rata-rata 1901-2000.
baca juga:resmi, pemprov bengkulu usulkan kuota asn/pppk 2024, berikut penjelasannya
hal ini terutama disebabkan oleh suhu laut yang sangat tinggi, yang memecahkan rekor di beberapa bagian dunia (noaa ncei) (noaa ncei).
beberapa wilayah mengalami kondisi yang jauh lebih panas dari rata-rata. misalnya, amerika utara mengalami maret terpanas kesembilan dengan suhu 2,08°c di atas rata-rata. 
kawasan karibia mencatat maret terpanas sepanjang sejarah dengan peningkatan suhu 1,41°c di atas rata-rata 1910-2000 (noaa ncei).
selain itu, fenomena el niño yang sedang berlangsung memberikan kontribusi signifikan terhadap anomali suhu global. 
el nino biasanya menyebabkan peningkatan suhu laut di samudra pasifik, yang berdampak pada pola cuaca global, termasuk peningkatan suhu dan perubahan pola curah hujan (noaa ncei).
komunitas internasional terus berupaya mengatasi dampak perubahan iklim melalui berbagai kebijakan dan inisiatif. 
pada cop28 di dubai, lebih dari 120 negara berkomitmen untuk melipatgandakan efisiensi energi dan memperluas penggunaan energi terbarukan dalam dekade mendatang.
baca juga:mengenal sakarin: pemanis yang rasanya 300 kali dari manisnya gula
namun, untuk mencapai target ini, tindakan nyata dan percepatan implementasi diperlukan, mengingat urgensi situasi saat ini (world wildlife fund).
tahun 2024 juga diprediksi akan mengalami peningkatan frekuensi dan intensitas bencana terkait iklim, seperti badai dan kebakaran hutan, yang telah menyebabkan kerugian finansial besar dan mempengaruhi komunitas di seluruh dunia. 
upaya mitigasi dan adaptasi sangat penting untuk mengurangi dampak tersebut (world wildlife fund).
secara keseluruhan, data dan tren tahun 2024 menekankan perlunya tindakan segera dan kolaboratif untuk mengatasi perubahan iklim dan mengurangi emisi gas rumah kaca, serta meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim. (*)

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Rakyat Bengkulu, Sabtu 29 Juni 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan