Angka Perceraian di Indonesia Tembus 463.654 Perkara, Tertinggi di Papua Terendah di NTT
--babelpos.id
KORANRb.ID - Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2023 ada 463.564 kasus perceraian yang terjadi di Indonesia.
Meskipun angka perceraian tersebut sangat banyak, namun ternyata angka kasus perceraian tahun 2023 tersebut sudah mengalami penurunan. Sebab pada tahun 2022 kasus perceraian di Indonesia mencapai angka 516.344 kasus.
Kasus perceraian terbanyak berada di Provinsi Papua dengan kasus perceraian mendekati angka 1.200 kasus. Sedangkan Provinsi dengan kasus perceraian sedikit berada di Nusa Tenggara Timur (NTT) yakni 471 kasus.
Perceraian adalah proses yang kompleks dan melibatkan berbagai faktor. Meskipun beberapa penyebab mungkin tampak sepele, akumulasi masalah kecil dapat menyebabkan keretakan yang besar.
BACA JUGA:Ini Jadwal dan Lokasi Kampanye Terbuka Paslon Bupati dan Wabup Seluma
BACA JUGA:Pemadaman Lampu di Wilayah Kecamatan Sungai Serut, Akan Menyala Lagi Pada Jam Berikut Ini
Penting bagi pasangan untuk selalu berusaha menjaga komunikasi yang baik, beradaptasi dengan perubahan, dan menghargai satu sama lain agar pernikahan tetap harmonis.
Dalam banyak kasus, usaha untuk memperbaiki hubungan bisa sangat bermanfaat sebelum memutuskan untuk bercerai.
Pernikahan adalah ikatan yang sakral bagi banyak orang, namun sayangnya, tidak semua pernikahan berakhir bahagia. Tingginya angka perceraian di berbagai belahan dunia menunjukkan bahwa banyak pasangan menghadapi tantangan yang sulit diatasi.
Berikut adalah beberapa penyebab umum yang sering menyebabkan perceraian.
Salah satu penyebab utama perceraian adalah komunikasi yang buruk antara pasangan. Ketidakmampuan untuk berbicara secara terbuka dan jujur tentang perasaan, harapan, dan kekhawatiran dapat menyebabkan kesalahpahaman dan konflik yang berkepanjangan.
BACA JUGA:Giliran Paslon Dipanggil Bawaslu dan Gakkumdu Kepahiang
BACA JUGA:Hasil Koordinasi dengan Kemendikbud, Pemotongan PIP Siap Dibawa ke APH, MUI Dorong Pengusutan
Ketika pasangan tidak saling mendengarkan, masalah kecil bisa berkembang menjadi perselisihan besar yang sulit diselesaikan.