Sejarah dan Peran HMI di Republik Indonesia, Salah satunya Ikut Andil Mempertahankan Kemerdekaan NKRI
KONGRES: Pembukaan Kongres Himpunan Mahasiswa Islam tahun 1999 Di Jambi yang di buka oleh Menteri Olahraga Mahadi Sinambela.--
BENGKULU, KORANRB.ID - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) didirikan pada 5 Februari 1947 di Yogyakarta. Organisasi ini dibentuk oleh sekelompok mahasiswa yang ingin memperjuangkan nilai-nilai Islam dalam pendidikan dan kehidupan sosial.
Lafran Pane adalah pahlawan Nasional yang juga orang yang memprakarsai organisasi HMI ini.
HMI muncul sebagai respons terhadap kondisi sosial-politik saat itu, termasuk pengaruh kolonialisme dan kebutuhan akan identitas Islam dalam masyarakat Indonesia yang baru merdeka.
HMI memiliki tujuan untuk menciptakan kader-kader yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas moral dan komitmen sosial.
Sejak berdirinya, HMI telah berperan aktif dalam berbagai aspek kehidupan, baik di bidang pendidikan, politik, maupun sosial.
BACA JUGA:Senin Bakal Dilantik, Ini Nama Tiga Pimpinan DPRD Bengkulu Utara
BACA JUGA:Pernah Mengalami Bintitan Pada Mata? Bukan Karena Suka Mengintip, Mungkin Kurang Nutrisi ini
HMI memiliki rangkaian pembentukan sehingga menjadi organisasi sebesar sekarang ini yang sudah memiliki ratusan cabang se-Indonesia.
Berikut KORANRB.ID menghimpun fase-fase pembentukan organisasi HMI.
Fase I: Konsolidasi Spiritual dan Proses Berdirinya HMI (1946)
Fase ini adalah fase awal latar belakang munculnya pemikiran dan berdirinya HMI serta kondisi obyektif yang mendorongnya, maka rintisan untuk mendirikan HMI muncul di bulan November 1946.
Permasalahan yang dapat diangkat dari latar belakang berdirinya HMI, merupakan suatu kenyataan yang harus diantisipasi dan dijawab secara cepat dan konkrit dan menunjukkan apa sebenarnya Islam itu. Maka pembaharuan pemikiran di kalangan umat Islam bangsa Indonesia suatu keniscayaan.
Fase II: Berdirinya dan Pengukuhan (5 Februari – 30 November 1947)
Selama lebih kurang sembilan bulan, reaksi-reaksi terhadap HMI barulah berakhir. Masa sembilan bulan itu dipergunakan untuk menjawab berbagai reaksi dan tantangan silih berganti, yang semuanya itu untuk mengokohkan eksistensi HMI sehingga dapat berdiri tegar dan kokoh. Maka diadakanlah berbagai aktivitas untuk popularisasi organisasi dengan mengadakan ceramah-ceramah ilmiah dan rekreasi malam-malam kesenian.