Karut Marut PDAM Tirta Alami Kepahiang, Sisakan Polemik dengan Eks Karyawan dan Utang Pelanggan Tak Tertagih
Perbaikan pipa PDAM Tirta Alami Kepahiang oleh petugas. --Heru/RB
KORANRB.ID - Bicara tentang PDAM Tirta Alami Kabupaten Kepahiang, pastinya dekat dengan segudang persoalan yang terkesan susah dipecahkan.
Jangankan menopang pembangunan dengan menambah Pendapatan Daerah (PAD), yang ada malah sebaliknya.
PDAM malah jadi beban daerah, hingga tak kunjung mampu menghidupi diri sendiri. Karut Marut PDAM Tirta Alami Kepahiang menjadi laporan khusus minggu ini
Sudah 4 periode kepemimpinan bupati hasil dari pemilihan langsung, PDAM masih saja terbelit persoalan.
BACA JUGA:Polisi Proses Laporan Warga, Penjagaan PT Agricinal Diperketat Usai Rusuh
BACA JUGA:Perbaikan Pipa Bocor Selesai, Proyek Air Bersih BPPW Hanya Mengalir 1 Jam
Praktis, saat ini PDAM hanya tinggal bergantung pada kucuran dana penyertaan modal dari Pemkab Kepahiang.
Tercatat, PDAM Kepahiang sempat menikmati kucuran dana Hibah Bantuan Australia (Aus Aid) tahun 2014-2015 yang didukung dana APBD Kabupaten Kepahiang sebesar Rp8 M lebih tahun 2014 dan Rp6 M lebih tahun 2015.
Selepas itu, PDAM hanya mengandalkan suntikan dana dari iuran pelanggan yang terbukti tak cukup memenuhi biaya operasional dan manajemen.
Sepanjang 2012-2015, akumulasi penyertaan modal yang disuntik APBD kabupaten Kepahiang pada PDAM Tirta Alami Kabupaten Kepahiang sejatinya mampu membuat manajemen sehat hingga memaksimalkan tingkat layanan kepada pelanggan.
BACA JUGA:ASN dan THLT Diingatkan Jangan Tambah Libur, Jumat Wajib Ngantor
BACA JUGA:Stok Pangan di Lebong Aman, Diyakini Tidak Akan Terjadi Lonjakan Harga
Sayang, kondisi tersebut tak bertahan lama. PDAM Kepahiang kembali sakit, yang diperparah dengan jeleknya manajemen berujung pada tingginya angka tunggakan pelanggan.
Makin ke sini, PDAM Tirta Alami tak kunjung membaik. Ini setelah tunggakan pelanggan yang tercatat, justru banyak dalam kondisi tak tertagih.