Truk Bermuatan Batu Bara Hantam Pembatas Jalan, Aktivitas Truk Pengangkut Batu Bara Dikeluhkan Warga Kepahiang

GANGGU LALIN: Truk bermuatan batu bara kandas di bawah jembatan penyeberangan kawasan Taman Santoso.-foto: heru/koranrb.id-

KORANRB.ID – Satu unit truk bermuatan batu bara dengan Nopol BD 9826 IU menghantam pembatas jalan persis di bawah Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) kawasan Taman Santoso, Kamis, 12 Desember 2024. Truk tak bisa bergerak hingga mengganggu kenyamanan pengendara. 

Truk tersebut  berisi tak kurang 10 ton batu bara. Hingga Kamis sore upaya evakuasi masih terus dilakukan untuk memindahkan truk dari lokasi kejadian. Upaya menarik truk jadi terkendala lantaran operator kesulitan melakukannya.

Hingga akhirnya operator terpaksa memindahkan muatan batu bara dari dalam truk untuk dibawa secara berulang menggunakan mobil engkel. 

BACA JUGA:Anak Buah Tersandung Dugaan Korupsi, Bupati Kepahiang: Sudah Saya Ingatkan

BACA JUGA:Ancaman Banjir Rob, Jalinbar Bengkulu Utara Dipasang Pengaman Pantai

Truk ditenggarai menghantam pembatas jalan lantaran diduga sopir out control. 

"Kalau sudah seperti ini kan, masyarakat sebagai pengguna jalan sangat dirugikan. Jalanan jadi macet, sedangkan yang punya batu bara mana tanggungjawabnya. Jangan seperti ini, terkesan lepas tangan," kata Hendri, salah satu pengendara yang melintas di lokasi. 

Tokoh Pemuda dan Mahasiswa Kabupaten Kepahiang, Kurnia Eja Putra ikut menyayangkan dengan kondisi yang terjadi. Apalagi saat ini lalu lintas truk batu bara di Kabupaten Kepahiang semakin meningkat. Tak ada lagi batasan waktu, hingga mengganggu aktivitas pengguna jalan. 

BACA JUGA:Disdikbud Seluma Upayakan Peningkatan Kualitas Pendidikan, Raih 2 Penghargaan dari BPMP Provinsi Bengkulu

BACA JUGA:Ini Daftar Lengkap Nama Korban Kecelakaan Bus Putra Rafflesia, 2 Orang Sulit Teridentifikasi

"Kita tak bisa menyalahkan sopirnya, mereka kan cari makan. Tapi ini kan jalan raya, yang punya orang banyak. Pengguna kendaraan lain juga mesti diperhatikan kenyamanannya," kata Ketua Umum HMI Komisariat UMB II ini.

Menurutnya, mulai dari pemerintah daerah hingga aparat terkait mesti mengambil peran. Bukan seperti yang terjadi selama ini, terkesan tak ada upaya hingga membiarkan kejadian yang terus berulang yang disebabkan truk batu bara. 

"Harus ada langkah tegas, bila perlu larang melintas di Kepahiang. Batu bara itu kan datangnya dari Jambi, dengan tujuan Kota Bengkulu. Kita di Kepahiang tak dapat apa-apa," tutup Eja.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan